Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore, turun 25 basis poin menjadi Rp12.325/12.525 per dolar AS dari akhir pekan lalu Rp12.300/12.405.      Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan tekanan pasar terhadap rupiah masih tinggi, meski ada isu positif bahwa pemerintah Indonesia akan mendapat bantuan pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Perancis.      ADB berencana memberikan pinjaman 500 juta dolar AS kepada Indonesia melalui skema 'multitrance finance facility' (MFF) untuk membiayai proyek infrastruktur dan pinjaman sebesar 200 juta dolar AS dari Agence Francaise de Development (AFD) dalam rangka "Climate Change Program Loan" yang akan digunakan untuk mendukung "Rencana Kerja Nasional" mengatasi perubahan iklim.      "Kami memperkirakan rupiah akan terpuruk lebih dalam apabila tidak ada kedua isu tersebut," katanya.      Makin terpuruknya rupiah, menurut dia, karena pelaku pasar membutuhkan dolar AS dalam jumlah besar menjelang akhir tahun, mereka mempersiapkan diri untuk menyambut liburan ke luar negeri.      Selain itu, korporat membeli dolar AS untuk membayar utang yang telah jatuh tempo, ucapnya.      Ia mengatakan, keterpurukan rupiah saat ini dinilai masih wajar mengingat kebutuhan dolar AS oleh pelaku cenderung meningkat.      Apalagi pemerintah saat ini belum mempersiapkan diri dalam menghadapi tekanan pasar terhadap kebutuhan dolar AS yang makin besar, ucapnya.      Untuk mendukung rupiah lebih lanjut, menurut dia, bank sentral pemerintah harus bekerja sama dengan bank sentral lain dalam upaya memasok dolar AS ke pasar sehingga dapat meminimalkan kebutuhan dolar AS yang meningkat.      Selain itu juga harus memonitor lebih jauh dana warga negara Indonesia yang parkir di luar negeri dan mengajak mereka kembali ke tanah air untuk mengurangi tekanan pasar terhadap rupiah, ucapnya.      "Kami optimis apabila ini berjalan, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin berkurang, dan sejalan dengan membaiknya krisis keuangan global, maka rupiah akan dapat bergerak naik," tambahnya. (*)  

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008