Dulu hujannya berminggu-minggu, tetapi banjirnya tidak parah
Jakarta (ANTARA) - Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman memperkirakan sebanyak 15 ribu warga terdampak banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

"Dari 13 RW, sebanyak 11 RW yang terkena dampak," kata Agus di Jakarta, Selasa.

Agus menyatakan banjir awal 2020 merupakan kejadian terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Agus yang juga bermukim di Cipinang Melayu mengatakan banjir terbesar terjadi di 2007.

Baca juga: NH Zakat salurkan paket kebersihan ke korban banjir Cipinang Melayu

Hampir dua pekan pascabanjir, warga Cipiang Melayu sudah kembali dari pengungsian untuk membersihkan rumah mereka. Berbagai pihak telah menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.

"Saat ini yang dibutuhkan warga adalah perlengkapan kebersihan, khususnya untuk membersihkan rumah mereka," jelas Agus.

Kelurahan Cipinang Melayu merupakan salah satu lokasi penerimaan bantuan yang disalurkan di tiga kecamatan yakni Makasar, Cipayung dan Ciracas, Jakarta Timur.

Ketua RW 11, Suyatman mengakui jika banjir saat ini merupakan banjir terparah, walaupun hujan hanya beberapa jam saja.

Baca juga: Dinas SDA Jakarta sebut antisipasi banjir pada 2020 makin baik
Baca juga: Tim Advokasi tunjukan data Jakarta Barat paling dirugikan banjir


"Dulu hujannya berminggu-minggu, tetapi banjirnya tidak parah. Hanya seminggu sudah selesai ditangani," kata Suyatman.

Sementara itu, Ketua RW 12 Hanggo Djalu mengatakan warga masih membutuhkan bantuan sembako hingga peralatan membersihkan rumah.

Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020