Jerusalem, (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan pada parlemen Senin bahwa kelompok garis keras Syiah Hizbullah sekarang tiga kali lebih kuat ketimbang keadaannya pada saat perang Libanon 2006.

"Daya tembak Hizbullah tumbuh lipat tiga sejak Perang Libanon Kedua itu," ia mengatakan pada anggota parlemen, seperti diwartakan AFP.

"Itu (Hizbullah) memiliki rudal yang dapat mencapai kota Ashkelon, Beersheba dan Dimona (di Israel selatan lebih dari 200 Km dari perbatasan Libanon). Sekarang Hizbullah memiliki 42.000 rudal."

Hizbullah telah menembakkan hampir 4.000 roket pada masyarakat di Israel utara dalam perang 34 hari pada musim panas 2006 itu, menewaskan lebih dari 40 warga sipil dan membuat satu juta orang yang lain melarikan diri ke selatan.
    Barak memperbarui peringatan yang dikeluarkan oleh PM Ehud Olmert awal tahun ini bahwa dalam perang baru Israel akan melakukan tindakan lebih keras terhadap infrastruktur sipil ketimbang yang dilakukannya pada 2006, ketika sebuah pembangkit tenaga listrik dan bandara Beirut terkena dan semuanya lebih dari 1,200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas.
    "Integrasi Hizbullah ke dalam negara Libanon akan membuka Libanon dan infrastrukturnya terhadap serangan mendalam bila meletus konflik baru," katanya, merujuk pada pembentukan awal tahun ini pemerintah persatuan nasional yang mencakup Hizbullah dan sekutunya.
    Menhan Israel itu juga memperbarui dukungannya pada perpanjangan gencatan senjata enam bulan di Gaza dengan gerakan Islam Hamas yang telah berlaku sejak 19 Juni.
    Namun ia menegaskan kembali penolakan Israel untuk mengesampingkan opsi untuk mencegah Iran mendapat senjata nuklir.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008