Jakarta (ANTARA News) - Perbankan di dalam negeri pada tahun 2009 diperkirakan akan memfokuskan diri ke sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ternyata mempunyai daya tahan yang tinggi ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997. "UKM pada tahun 2009 akan merupakan sektor yang paling disukai perbankan untuk menyalurkan kredit ketimbang sektor lain, karena merupakan bantalan ekonomi yang tahan banting bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Wakil Presiden Direktur PT Panin Bank Tbk, Roosniati Salihin kepada pers usai acara Busines Partnership Gathering di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, fokusnya perbankan ke pasar UKM karena sektor tersebut masih cukup besar untuk digarap lebih lanjut, apalagi gejolak krisis keuangan global makin terasa dampaknya pada awal tahun depan. Akibatnya penyaluran kredit perbankan pada 2009 diperkirakan akan menyusut, karena penyaluran kredit ke sektor lainnya seperti perumahan dan kendaraan akan dilakukan secara selektif. "Perbankan diperkirakan akan hati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor konsumtif karena dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari, tuturnya. Panin Bank, menurut dia, pada 2009 akan menyalurkan kredit antara 15 sampai 20 persen turun tajam dibanding tahun lalu yang mencapai 35 persen. UKM dan perdagangan merupakan sektor paling utama dituju Panin Bank dalam menyalurkan kredit, karena pasarnya masih baik, ucapnya. Strategi bisnis Panin Bank, menurut Roosniati Salihin menjadi Bank Nasional dalam arsitektur Perbankan Indonesia (API). "Kami akan terus berkembang menjadi bank di Indonesia dengan servis premium yang menyediakan produk dan jasa konsumer dan SME berkualitas tinggi, katanya. Sementara itu, Direktur bidang Internasional, PT Panin Bank, Hendrawan Dani Saputra mengatakan, merosot penyaluran kredit ke Perbankan, karena permintaan pasar melemah akibat merosotnya pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu juga karena tingkat suku bunga kredit perbankan yang cenderung meningkat. Saat ini suku bunga kredit perbankan berkisar antara 15 sampai 16 persen, katanya. Menurut dia, perbankan saat ini menunggu Bank Indonesia (BI) apakah akan kembali menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) yang saat ini mencapai 9,5 persen. Apabila BI Rate stabil atau bergerak turun, maka perbankan juga akan menyesuaikan, karena suku bunga kredit itu dinilai cukup tinggi, sehingga mengurangi minat nasabah untuk mencari kredit baru, katanya. Dua bulan terakhir ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Panin Bank tumbuh sebesar Rp5 triliun yang menunjukkan kepercayaan nasabah semakin besar, meski ada gejolak krisis keuangan global. Pertumbuhan kredit Panin per September telah mencapai Rp36 triliun dan kredit bermasalah hanya tiga persen, katanya. Sementara itu Capital Adequacy Ratio (CAR) Panin per September 2008 mencapai 20 persen, Loan to Deposite Ratio (LDR) 83 persen, aset sebesar Rp61 triliun, modal Rp8 triliun dan laba bersih Rp672 miliar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008