Bangkok, (ANTARA News) - Para pengunjuk rasa anti-pemerintah menyerbu menara pengawas Bandara internasional utama di Bangkok, Rabu. Sehari sebelumnya mereka masuk ke terminal utama sehingga maskapai-maskapai terpaksa membatalkan penerbangan.

Reuters mengutip harian  The Bangkok Post yang melalui pesan SMS kepada para pelanggannya menyebutkan bahwa demonstran Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) dengan mengenakan topeng telah menyerbu ke menara pengawas di Bandara Suvarnabhumi.

Di pihak lain, pemimpin kelompok pro-pemerintah menyeru pendukung mereka untuk turun ke jalanan Bangkok sehingga timbul kemungkinan bentrok dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah.

"Hari ini saya akan mengadakan jumpa pers untuk menyeru kepada rakyat agar keluar dan menyatakan penolakan kita terhadap kudeta," kata  Jatuporn Prompan, politisi dari partai berkuasa dan pemimpin kelompok pro-pemerintah, kepada Reuters, Rabu.

Serangkaian ledakan kecil, Rabu, melukai beberapa pengunjuk rasa anti-pemerintah yang sedang memblokir Bandara, kata pemimpin demonstran. Terjadi kekacauan di dalam terminal.

Juru bicara PAD mengatakan satu bom telah melukai empat anggotanya. Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah kelompok itu menyerbu Bandara pada Selasa malam. Hal itu dilakukan untuk menggulingkan perdana menteri  Somchai Wongsawat.

Koran The Nation dalam situs web-nya menyatakan terjadi tiga ledakan di luar terminal Bandara dan satu lagi tampaknya ditujukan kepada para pendukung PAD. The Nation memberitakan 12 orang cedera.

Somchai menurut jadwal akan pulang pada Rabu siang dari KTT Asia-Pasifik di Peru. Juru bicara pemerintah mengatakan dia tidak akan mendarat di Suvarnabhumi.

Sebelumnya AFP maupun Reuters melaporkan, paling sedikit tiga ribu  penumpang yang tercengang masih terdampar di bandar udara internasional Bangkok, Rabu pagi, saat pemrotes anti-pemerintah menyerbu dan menguasai bangunan tersebut, kata kepala Bandara.

"Ada 78 pesawat yang akan berangkat  dan datang terpengaruh. Saya telah diberitahu oleh Thai Airways bahwa 3.000 penumpang terdampar di terminal sekarang," kata Direktur Bandar Udara Saereerat Prasutanont.

"Kegiatan di Bandar Udara Suvarnabhumi sepenuhnya telah ditutup sejak pukul 04:00 waktu setempat (04:00 WIB) baik keluar atau masuk, setelah pemrotes menolak untuk berunding dengan siapa pun kecuali perdana menteri," kata Saereerat.

Ia mengatakan penumpang tak dapat meninggalkan terminal karena penjaga dari Aliansi Rakyat bagi Demokrasi (PAD), kelompok utama di balik demonstrasi anti-pemerintah, telah menutup jalan masuk ke bandar udara itu.

Pemrotes memaksa bandar udara tersebut ditutup pada Selasa, saat unjuk-rasa di ibukota Thailand itu berubah jadi kerusuhan, sehingga 11 orang cedera dalam berbagai bentrokan.

Ribuan pengunjuk-rasa menerobos garis polisi dan menyerbu bandar udara --tempat utama bagi jutaan pengunjung-- dalam upaya mereka untuk menekan pemerintah Perdana Menteri Somchai Wongsawat untuk mundur.

"Ada banyak orang yang memegang tongkat dan pemukul baseball. Mereka kelihatannya siap berkelahi. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi," kata warganegara Belgia yang bernama Ben Creemers, saat pendukung PAD mengamuk di sekitar terminal baru bernilai 4 miliar dolar AS.

Para pejabat bandar udara dan perusahaan penerbangan hanya menyelinap pergi, memasang penutup dan meninggalkan pos mereka saat anggota PAD datang, gerakan jalanan yang telah menduduki pusat pemerintah sejak Agustus.

"Penerbangan dibatalkan. Itu yang kami ketahui. Penumpang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Kami bekerja untuk perusahaan penerbangan tapi tidak mengetahui apa yang sedang terjadi," kata seorang petugas di meja "check-in" Thai Airways.

Petugas keamanan membatalkan membatalkan semua penerbangan ke luar bandar udara, yang merupakan gerbang bagi 14 juta wisatawan per tahun, setelah upaya paling akhir aksi enam-bulan PAD untuk menggulingkan pemerintah terpilih Thailand.

Buat ribuan pengunjung, tak ada keterangan mengenai situasi di bandar udara, yang melayani 125.000 penumpang per hari. Nama bandar udara tersebut dalam bahasa Thailand berarti "Tanah Emas".

Suasana kacau saat sistem pemberitahuan umum di bandar udara itu menyiarkan peringatan kepada semua orang agar pergi "karena alasan keamanan" bahkan saat ribuan penumpang lain memasuki bangunan tersebut.

Layar informasi terus menyiarkan keterangan penerbangan secara normal seakan-akan pemrotes PAD, yang bersenjatakan tongkat, pemukul baseball dan sebagian bahkan membawa pedang samurai tak ada di sana.

"Keadaan sangat mendebarkan hati," kata Carl, wisatawan Australia yang menghadapi suasana dengan tenang. "Ini adalah suatu protes. Kami ingin pulang, tapi kami tidak tahu apa yang mesti kami lakukan."(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008