Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belgia menjajaki kemungkinan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta agar mampu melakukan angkutan laut langsung Priok-Belgia (direct call).

"Pembicaraan kami, mengenai ketertarikan Belgia ke Priok agar, Priok bisa direct call langsung ke Belgia," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal kepada pers usai pertemuan tertutup dengan Pangeran Philippe di Kantor Pusat PT Pelindo II Jakarta, Rabu.

Pangeran Phillipe adalah putra mahkota Kerajaan Belgia dan bersama 70 pengusaha Belgia. Sejak 21 November lalu, sedang melakukan misi ekonomi dan perdagangan di Indonesia.

Oleh karena itu, jelas Menhub, kerajaan Belgia mengharapkan agar Priok  sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia ini dilengkapi fasilitas modern sehingga tercipta pelabuhan yang lebih efisien.

"Dari situ, diharapkan, Priok bisa langsung melayani angkutan laut dan petikemas ke Belgia, khususnya ke dua pelabuhan utama Anwerp dan Zeebrugge," katanya.

Jadi, kata Jusman, sangat terbuka peluang kerjasama dengan Belgia. Setelah pertemuan ini, akan ada pertemuan lanjutan misi bisnis Belgia dan Indonesia.

Karena itu, Jusman belum bisa memerinci, gambaran investasi pihak  Belgia di sektor kepelabuhanan itu. "Pada tahap awal gambarannnya semacam bantuan asistensi teknis untuk pengelolaan pelabuhan yang lebih baik," katanya.

Senada dengan Jusman, Dirut PT Pelindo II A. Syaifuddin menegaskan, peluang kerjasama itu harus seimbang.

Artinya, jika Priok akan dikembangkan maka potensinya harus sesuai yakni dengan kedatangan kapal-kapal internasional di atas generasi IV.

Dia mengakui, potensi direct call Priok-Belgia sangat besar karena jumlah petikemas yang dikapalkan dari Priok tujuan negara-negara Eropa selama 2008 hingga saat ini mencapai 9.712 TEU`s, termasuk ke Belgia.

"Hanya saja, hampir 100 persen, dari jumlah itu masih transit di  Singapura," kata Syaifuddin.

Sementara data statistik menyebutkan, ekspor-impor kedua negara sejauh ini mencapai 1,2 miliar dolar AS dan Belgia merupakan negara peringkat ke-6 sebagai tujuan utama ekspor Indonesia.

Komoditas utamanya antara lain, produk kayu, furniture, garment, tekstril, produk kulit, ikan, tembakau dan peralatan mesin. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008