Kebebasan berekspresi dan pers, masyarakat sipil yang aktif, dan toleransi terhadap perbedaan pandangan adalah komponen vital dari demokrasi apa pun
Phnom Penh (ANTARA) - Amerika Serikat mendesak pengadilan Kamboja pada Kamis untuk mengizinkan wartawan meliput pengadilan terhadap pemimpin partai oposisi Kem Sokha, yang dituduh berkomplot untuk menggulingkan pemimpin Hun Sen.

Kem Sokha ditangkap 2017 dan partainya kemudian dilarang ketika pemerintah Perdana Menteri Hun Sen menindak oposisi, kelompok masyarakat sipil dan media menjelang pemilihan parlemen 2018 di mana partai yang berkuasa memenangi semua kursi.

Wartawan dilarang meliput persidangan setelah sesi pagi pada Rabu dan Kamis. Seorang saksi Reuters melihat beberapa kursi kosong selama sesi hari Rabu yang dihadiri oleh diplomat dan pejabat.

"Kami sadar bahwa para pejabat pengadilan telah mengecualikan awak media dan masyarakat sipil dari persidangan, dan kami mendesak pengadilan untuk mengizinkan mereka masuk," Emily Zeeberg, juru bicara kedutaan AS mengatakan kepada penyiar domestik Voice of Democracy.

"Kebebasan berekspresi dan pers, masyarakat sipil yang aktif, dan toleransi terhadap perbedaan pandangan adalah komponen vital dari demokrasi apa pun."

Panggilan telepon untuk meminta komentar dari Taing Sunlay, direktur Pengadilan Kota Phnom Penh, tidak segera dijawab pada Kamis.

Pengadilan menunda proses persidangan Kem Sokha hingga minggu depan, kata pengacara kedua belah pihak.

Tuduhan makar Kem Sokha berasal dari tuduhan bahwa ia berkonspirasi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan Hun Sen. Ia menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan mereka bermotivasi politik.

Baca juga: Hakim Kamboja tutup penyelidikan terhadap pemimpin oposisi
Baca juga: Pemimpin oposisi Kamboja Kem Sokha dibebaskan dari tahanan rumah


Ketika persidangan berlanjut, kata Zeeberg, Amerika Serikat mendesak pihak berwenang untuk mengatasi kekurangannya dan mengikuti standar-standar ketidakberpihakan, transparansi, dan jaminan persidangan yang adil sesuai dengan konstitusi.

Koalisi 82 kelompok masyarakat sipil Kamboja juga mendesak pengadilan untuk membuka persidangan kepada publik, media independen dan kelompok masyarakat sipil.

Seorang wartawan Reuters termasuk di antara mereka yang berada di pengadilan pada Rabu pagi tetapi tidak diizinkan untuk kembali masuk.

Dalam pengadilan tersebut, pengacara pemerintah menyerahkan bukti foto salah satu anak perempuan Sokha yang makan bersama orang asing.

"Saya makan nasi dengan jurnalis atau dengan orang asing, dan ada foto, apakah ini bisa digunakan atau tidak untuk menuntut saya dengan pengkhianatan?" tanya pengacara Sokha, Meng Sopheary.

"Makan itu bukan kejahatan."

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020