Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman program bagi reformasi infrastruktur (IRSDP) Indonesia sebesar 280 juta dolar AS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyempitkan kesenjangan kesejahteraan.

Utang ini diharapkan memancing partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur mengingat kemampuan APBN yang hanya sekitar sepertiga dari kebutuhan total belanja infrastruktur pada 2005-2009.

Analis infrastruktur ADB untuk Asia Tenggara Rehan Kausar mengatakan, permintaan domestik dan investasi swasta menjadi sumber utama pertumbuhan sehingga ketersediaan infrastruktur semakin penting yang beberapa waktu ini rusak terkena bencana alam seperti tsunami 2004.

Dari total kebutuhan 65 miliar dolar AS untuk investasi infrastruktur, APBN hanya bisa memenuhi 25 miliar dolar AS, sedangkan sisanya diserahkan kepada swasta serta lembaga-lembaga keuangan.

Pinjaman yang merupakan bagian kedua dari tiga subprogram IRSDP itu akan menggunakan skema Ordinary Capital Resources (OCR) yang jatuh tempo selama 15 tahun, termasuk masa tenggang 3 tahun.

Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2009, pemerintah memproyeksikan penarikan pinjaman program sebesar US$ 2,3 miliar atau Rp 21 triliun, padahal dalam APBN Perubahan 2008 penarikan pinjaman program mencapai sebesar US$ 2,9 miliar atau Rp 26,4 triliun.

Sumber penarikan pinjaman direncanakan berasal dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan Agence Francaise de Development (AFD). (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008