Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar bersikap sedikit melunak dan berencana menemui pelatih serta pemain untuk menjelaskan kebijakan rasionalisasi kontrak yang telah diambil pengurus. Hal itu dikemukakan Saleh Mukadar kepada wartawan di Surabaya, Jumat, menanggapi sikap emosional pelatih Persebaya Freddy Muli yang mempertanyakan kebijakan tersebut. "Demi keutuhan Persebaya, saya berencana segera menemui mereka (pelatih dan pemain), meski sebenarnya masalah tersebut cukup dijelaskan oleh manajemen tim," katanya didampingi Ketua Harian Persebaya, Cholid Goromah dan manajer tim Indah Kurnia. Saleh Mukadar mengungkapkan kenapa dirinya tidak bersedia langsung menjelaskan kebijakan rasionalisasi kepada pelatih dan pemain, karena ingin menjaga profesionalitas organisasi atau klub. Sebagai ketua umum, lanjut Saleh, pihaknya tidak memiliki kewenangan mengatur tim dan hanya sebatas mengeluarkan kebijakan. "Semua urusan dan komunikasi dengan tim diatur oleh manajemen yang sudah dibentuk. Kebijakan yang dikeluarkan pengurus disampaikan kepada manajemen dan kemudian diteruskan kepada pemain dan pelatih. Itu namanya profesional," katanya. "Kalau saya harus langsung menjelaskan kepada pemain, nanti ada anggapan saya telah melangkahi manajemen tim. Tapi, saya bersama manajemen siap menemui mereka," tambah Saleh. Ketua Komisi E DPRD Jatim itu sempat terpancing dengan pernyataan keras Freddy Muli soal ketidakjelasan rasionalisasi dan keterlambatan pembayaran gaji selama dua bulan terakhir. Bahkan, Saleh Mukadar balik mengeluarkan pernyataan keras agar mereka yang tidak setuju kebijakan pengurus Persebaya untuk angkat kaki. "Sebenarnya komunikasi pengurus dan manajemen berjalan cukup baik, hanya perlu diintensifkan lagi," ujarnya. Terkait rasionalisasi, Saleh Mukadar mengatakan kalau kebijakan itu diambil untuk menyelamatkan keuangan Persebaya yang terus mengalami defisit. Sejak pembentukan tim pada April hingga Oktober lalu, pengurus Persebaya harus menanggung utang sekitar Rp1,5 miliar untuk biaya operasional tim. Setiap bulan, manajemen Persebaya harus mengeluarkan dana hampir Rp1 miliar untuk berbagai keperluan, mulai gaji pemain, pelatih dan ofisial hingga berbagai keperluan lainnya. "Sementara pemasukan kita dari sponsor dan tiket pertandingan tidak sampai setengahnya. Jadi selama ini kami nombok terus untuk menutupi kekurangan dan kalau terus-menerus begini, kami bisa bangkrut," jelasnya. Dengan rasionalisasi kontrak yang besarannya antara 15 hingga 30 persen, beban keuangan Persebaya bisa lebih ringan. "Paling tidak untuk gaji pemain, bisa dihemat sekitar Rp300 juta dari Rp630 juta yang dibayarkan setiap bulan. Itu pun kami masih nombok, tapi tidak terlalu besar seperti sebelumnya," kata Saleh Mukadar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008