Bangkok,  (ANTARA News) - Dengan sorak-sorai kegirangan, para pengunjuk rasa mengemas barang-barang mereka di Bandara internasional Bangkok, dan mengantre untuk mendapatkan tandatangan dari para pemimpin mereka.

 Sejumlah bus  tiba menjelang pukul 10:00 waktu setempat, saat Aliansi Masyarakat untuk Demokrasi (PAD) akan mengakhiri pendudukan selama delapan hari mereka atas bandara internasional Suvarnabhumi, Mereka juga akan menghentikan protes-protes di tempat-tempat lain.

Rencana itu diumumkan pada hari Selasa, setelah pengadilan menumbangkan sasaran gerakan pro-kerajaan tersebut yaitu Perdana Menteri Somchai Wongsawat dan membubarkan partai yang berkuasa.

"Saya berharap selanjutnya kami bisa menikmati tidur di rumah, namun setiap orang datang ke sini karena mereka cinta raja," kata Neepirom Kunniam, 58 tahun, yang mengenakan baju kuning simbol gerakan, lambang kesetiaan kepada kerajaan Thailand.

Barisan ratusan pelaku aksi protes bagaikan ular melewati daerah pemberangkatan Bandara yang pembangunannya menghabiskan biaya tiga miliar dolar itu, pada saat mereka menemui pendiri PAD Sondhi Limtongkul dan pemimpin seniornya, Chamlong Srimruang --yang menandatangani setumpuk kertas.

Sejumlah pemrotes lain mendengarkan pidato dan musik dari panggung yang dibuat di
wilayah taksi Bandara,  sedangkan sejumlah lagi sibuk mengemasi tempat tidur mereka serta mengemasi barang-barang mereka.

 Penguasa bandara Thailand tidak menjelaskan kapan mereka akan membuka kembali Suvarnabhumi dan bandara domestik Don Muang. Penutupan Bandara tersebut membuat sekitar 350.000 wisatawan  terlantar di Thailand.(*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008