Batam (ANTARA News) - Tarif telekomunikasi di Indonesia merupakan yang termurah  di Asia, kata Menteri Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh di Batam, Kamis.

"Tarif telekomunikasi paling murah di Indonesia. Bahkan ada yang free," katanya usai membuka Konvensi Nasional Humas Perhumas Indonesia 2008.

Ia mengatakan tidak seperti harga kebutuhan lain yang terus mengalami inflasi, maka tarif telekomunikasi Indonesia deflasi.

Penurunan tarif telekomunikasi di Indonesia disebabkan besaran investasi dan biaya operasional yang relatif lebih rendah.

Menurut dia, satu penyebab biaya investasi kecil adalah kebijakan pembuatan menara terpadu, yang bisa digunakan beberapa operator seluler.

Namun, ia mengingatkan perusahaan operator selular untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan. Jangan karena biaya murah, maka kualitas ditinggalkan.

"Succes Call Ratio harus dijaga," katanya.

Senada dengan Menteri, Dirut PT Telkom Tbk Rinaldi Firmansyah, di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR Jakarta ia mengatakan hingga kini tarif telepon efektif sudah turun sebesar 75 persen sejak satu setengah tahun terakhir yang mengakibatkan pertumbuhan pendapatan melambat.

Terlalu Banyak


Rinaldi menagatakan meminta pemerintah tidak menambah operator telekomunikasi di tanah air karena jumlahnya saat ini sudah cukup banyak.

"Telkom meminta pemerintah menghentikan penerbitan lisensi telekomunikasi karena jumlah operator saat ini sudah cukup banyak," katanya.

Menurut Rinaldi, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah operator terbanyak di dunia yang mencapai 11 perusahaan.

Negara seperti China hanya dua operator, Malaysia dilayani tiga operator dan India enam operator.

"Jumlah operator yang lebih banyak hanya akan menyebabkan persaingan semakin sengit," ujarnya.

Bahkan, tegas Rinaldi, persaingan layanan telekomunikasi yang belakangan ini terjadi menyebabkan perang harga (price war) antaroperator.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008