Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membantah isu tiga BUMN yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Krakatau Steel terlibat transaksi produk perbankan bersifat spekulatif "knock out forward weekly accumulator" dan "callable forward". "Itu tidak benar sama sekali. Kita tidak tahu sumber informasi yang menyesatkan itu," ujar Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis malam. Menurut Sofyan, Kementerian BUMN telah meminta penjelasan langsung dari Dirut PGAS Hendi P Santoso, dan Dirut Krakatau Steel Fazwar Bujang. Kedua perusahaan itu menyatakan tidak ada praktik investasi pada dua produk perbankan seperti yang dituduhkan. "Bukti-bukti tidak ada, masa mereka berbohong sama saya," ujar Sofyan. Informasi bahwa ada BUMN dan satu anak usaha Pertamina (PT Elnusa Tbk) terjebak dalam kontrak produk perbankan tersebut dikemukakan anggota Komisi XI DPR-RI Dradjad Wibowo. Disebut-sebut investasi keempat perusahaan itu mencapai sekitar 100 juta dolar AS. Sementara itu Dirut Hendi P Santoso mengatakan PGAS tidak memiliki investasi atau penempatan dana produk spekulatif yang dimaksud. "Penempatan dana perusahaan selalu dialokasikan dalam instrumen perbankan yang pada umumnya seperti giro, tabungan dan deposito," ujar Hendi. Hendi menegaskan, tidak ada yang spekulatif. Selama ini dana kita tempatkan di bank lokal Bank Mandiri, Bank BNI, BRI. Menurut Hendi, pihaknya siap melakukan klarifikasi terkait tuduhan tersebut dan memaparkan laporan keuangan perusahaan dari auditor perusahaan. Kalaupun perusahaan melakukan transaksi valas itu pun hanya instrumen "cash call" yang biasa digunakan untuk fasilitas L/C transaksi jual beli gas perusahaan. Hal senada diungkapkan Dirut Krakatau Steel Fazwar Bujang."Itu informasi yang tidak pantas anda ditindaklanjuti. Untuk itu kami akan memberi bantahan dalam keterangan resmi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008