Jambi (ANTARA News) - Pemkab Tebo, Provinsi Jambi menghadapi masalah untuk meningkatkan produksi padi petani akibat kekurangan pembangunan jaringan irigasi teknis, kata Bupati Tebo. HA Madjid Muaz. Kondisi itu juga menyebabkan pola tanam padi petani di kabupaten itu masih sekali setahun, kata Bupati Madjid melalui Kabag Humas Pemkab Tebo, Zulkipli di Kabupaten Tebo, Kamis. Keterbatasan jaringan irigasi teknis membuat petani setempat sebagian besar mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit dan karet, selain selisih harga komoditi pertanian jauh lebih rendah dibanding komoditi perkebunan. Hingga tahun 2007 produktifitas tanaman padi petani Tebo rata-rata baru mencapai 3,3 ton per hektare (Ha), sehingga kabupaten itu sampai kini masih mendatangkan beras dari daerah lain sebanyak 11.448i ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Pemkab setempat pada 2003 telah mencanangkan program "Turun ke Sawah Bersama" untuk menggerakkan petani bercocok tanaman padi, namun sampai saat ini belum mampu mengangkat produksi gabah atau beras daerah itu. Luas tanam padi sawah mencapai 4.668 Ha, luas panen 4.387 Ha, dan produksi padi 20.445 ton, sedangkan luas tanam padi ladang 44.418 Ha, luas panen 4.919 Ha dan produksi 10.415 ton per tahun. Pemkab Tebo berupaya terus mengembangkan sektor pertanian tanaman pangan untuk meningkatkan produksi dan penyerapan tenaga kerja, dengan menyalurkan bantuan bibit padi, bibit tanaman palawija, dan sarana produksi pertanian. "Harapan kami dengan penyaluran bantuan itu dapat meningkatkan produksi tanaman pangan, sekaligus mampu memberi nilai tambah terhadap industri rumah tangga," tambah Madjid. Secara bertahap Pemkab setempat akan meningkatkan alokasi anggaran untuk memperbanyak jaringan irigasi dan pembangunan infrastruktur pendukung pertanian, seperti jalan-jalan produksi untuk membuka akses ke sentra produksi pertanian. "Kami juga akan terus berupaya mencari dana bantuan APBN dan APBD Provinsi Jambi untuk meningkatkan pembangunan irigasi pertanian tersebut," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008