London  (ANTARA News) - Meningkatnya animo belajar bahasa dan budaya Indonesia di Saint Petersburg mendorong Universitas Negeri St. Petersburg mengajak kemitraan strategis dengan universitas di Indonesia, dengan tukar menukar mahasiswa dan dosen.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia, Prof. Dr. Hamid Awaludin dengan Dekan Fakultas Ketimuran Universitas Negeri St. Petersburg, Dr. Evgeniy I. Zelenev, demikian Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dubes Hamid Awaludin mengatakan bahwa kedua pihak sepakat meningkatkan hubungan yang sudah ada dalam bentuk pemenuhan kebutuhan spesifik masing-masing universitas melalui skema kerjasama universitas.

"Dengan adanya otonomi universitas di kedua negara, maka kerjasama semakin mudah dilaksanakan," ujar Dubes.

Zelenev menyampaikan kendala mahasiswanya yang ingin belajar bahasa dan budaya di Indonesia.

Dikatakannya tidak semua mahasiswanya mampu menanggung biaya hidup di Indonesia yang semakin hari semakin mahal. Oleh karena itu ia mengusulkan adanya model pertukaran mahasiswa.

"Ini pentIng karena tahun depan kita akan mendapat mahasiswa jurusan Indonesia yang lebih banyak," ujarnya didampingi wakil dekan dan dosen jurusan Indonesia.

Sejauh ini, universitas ini baru menjalin kerjasama dengan Universitas Indonesia, Jakarta.

Menurut M. Aji Surya, kedua pihak sepakat tukar menukar mahasiswa dan dosen akan dapat dilaksanakan pada 2009. 

Langkah pertama yang akan diambil Dubes Hamid Awaludin adalah mengundang beberapa rektor universitas terkemuka di Indonesia ke Rusia untuk langsung membicarakan masalah dimaksud, tuturnya.

Wacana yang berkembang menyebutkan Indonesia dapat mengirimkan dosennya untuk belajar pada program master dan doktor, sedangkan dari Universitas Petersburg mengirimkan mahasiswanya secara periodik enam bulan ke Indonesia.

"Siapa menanggung apa menjadi titik krusial dalam kerjasama ini," tambah Dubes.

Duta Besar yang didampingi staf fungsi penerangan dan pendidikan serta ekonomi tersebut juga menawarkan program beasiswa "Dharmasiswa" bagi mahasiswa Rusia.

Bagi mereka yang tertarik terhadap bahasa dan budaya Indonesia dapat mengajukan aplikasi ke KBRI dan bila lolos dapat belajar di salah satu universitas Indonesia selama setengah tahun atau satu tahun.

Diharapkan semakin banyak orang Rusia belajar di Indonesia melalui program pemerintah ini.

Menurut M. Aji Surya, Counsellor KBRI Moskow, untuk meningkatkan pemahaman tentang Indonesia, Dubes menyetujui usulan para dosen Universitas St. Petersburg untuk mengadakan festival film Indonesia di kampus-kampus Rusia pada 2009.

"Kita punya banyak film yang layak dipertotonkan disini seperti 'Naga Bonar 2' 'Ayat-Ayat Cinta' dan 'Laskar Pelangi'," katanya.

Kunjungan Duta Besar di St. Petersburg diikuti dengan kuliah umum dengan tema "Demokrasi Indonesia Masa Kini" yang dihadiri lebih dari 70 mahasiswa dan dosen berbagai universitas.

Acara hari itu diakhiri dengan "Indonesian Night" dengan tampilan aneka tarian tradisional Indonesia dan wisata kuliner masakan Nusantara. (*)

Copyright © ANTARA 2008