Sydney (ANTARA News) - Belum lama Bureau of Infrastructure, Transport and Regional Economics Airfares, menyebutkan tarif transportasi udara Australia bakal mencapai rekor termahal pada Desember, namun gambaran terakhir justru memperlihatkan tarif turun besar-besaran terutama untuk kelas ekonomi, demikian The Sydney Morning Herald, Senin. Direktur Eksekutif Tourism and Transport Forum (TTF) Olivia Wirth mengatakan maskapai-maskapai Australia berlomba menurunkan tarif dan menawarkan diskon untuk menjawab turunnya permintaan terbang dari konsumen karena terpengaruh kabar bakal naik tingginya tarif pesawat. Maskapai Jetstar, minggu ini menawarkan diskon dalam paket yang mereka sebut "Jumat Gila-gilaan" di mana tiket dari Melbourne ke Hobart (kira-kira setara dengan Jakarta - Surabaya) hanya dihargai 19 dolar Australia (Rp152 ribu) atau hanya seharga tiket KA Bandung - Semarang. Tiket dari Brisbane ke Townsville yang berjarak 1.112 km (setara jarak Jakarta ke Mataram) hanya 49 dolar Australia (Rp352 ribu) dan Adelaide ke Melbourne (setara Jakarta - Pangkal Pinang) hanya 39 dolar Australia (Rp312 ribu). Olivia menerangkan, harga BBM yang terus turun dan suku bunga yang juga turun membuat keluarga-keluarga Australia bisa leluasa pergi berlibur Natal dan Tahun Baru dengan tiket yang lebih murah. "Kami mengimbau warga Australia untuk mengambil liburan di dalam negeri Australia saja demi mengambil keuntungan (murahnya harga tiket) disamping membantu industri pariwisata Australia sendiri," kata Olivia. Berlibur di dalam negeri tidak saja menghemat kantung belanja warga, namun juga menghindari diri dari dampak krisis keuangan global, tambahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008