Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China telah menahan aktivis penting hak asasi manusia Liu Xiaobo, pembangkang terakhir yang ditangkap sebelum Hari Hak Asasi Manusia, isterinya mengatakan Selasa. "Ia telah dibawa kemarin (Senin) malam dan ia sekarang ditahan di biro keamanan publik di Beijing," Liu Xia mengatakan hal itu melalui telpon. Ia menyebutkan ia tidak diberitahu mengapa suaminya ditahan, tapi penahanan itu diduga berkaitan dengan Charter 8, yang minta dilakukannya pembaruan demokrasi di China yang telah ditandatangani oleh lebih dari 300 orang China, termasuk Liu Xiaobo. Piagam itu telah dipublikasikan di Internet dan penandatangannya termasuk intelektual dan aktivis HAM, kata penyokong kebebasan pers Reporters Without Borders. Isteri Liu mengatakan polisi telah menggeledah rumah mereka sepanjang malam dan menyita komputer dan HP mereka. Liu adalah bekas guru besar filsafat dan telah lama berkampanye untuk kebebasan pers dan demokrasi di China. Ia juga aktif dalam unjuk rasa pro-demokrasi di lapangan Tiananmen pada 1989, yang berakhir dengan tindakan brutal dan berdarah oleh militer. Penangkapan Liu terjadi sebelum ulang tahun ke60 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia yang jatuh pada hari Rabu. Peristiwa serupa juga terjadi setelah sedikitnya dua aktivis HAM lainnya, yang mengadakan simposiun untuk menandai ulang tahun tersebut, ditahan Kamis. Reporters Without Borders dalam suatu pernyataannya mengutuk keras penangkapan tersebut. "Seseorang mungkin berharap China akan membebaskan pembangkang, seperti Hu Jia, pada malam ulang tahun ke60 Deklarasi Universal mengenai HAM itu, tapi sebaliknya mereka (pemerintah China) justru melakukan gelombang penangkapan dan ancaman. "Itu mengerikan". "Kami minta pembebasan mereka dan menghormati keberanian pembela hak asasi China yang baru saja meluncurkan Charter 8, demikian AFP."(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008