Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menegaskan profitabilitas (kemampuan mencetak keuntungan), pencadangan dan kualitas aset Bank Rakyat Indonesia (BRI) berada di atas rata-rata, slain itu BRI juga menjadi pemimpin bisnis kredit mikro di Indonesia.

Kesimpulan-kesimpulan ini ditarika dari membaiknya pringkat BRI dalam banyak segi, meliputi peringkat jangka panjang mata uang asing (Issuer Default Rating) yang berada pada `BB` dengan prospek stabil.

Kemudian, peringkat jangka pendek mata uang asing IDR di 'B', pringkat nasional jangka panjang di 'AAA (idn)' dengan prospek stabil, peringkat individual di 'C/D', pringkat dukungan di `3` dan batas bawah peringkat dukungan di 'BB-' (BB minus).

Pringkat itu juga mempertimbangkan kepemilikan mayoritas negara Indonesia (56,8 persen) dan besaran aset BRI (10,3 persen dari aset total perbankan Indonesia per akhir September 2008).

Profitabilitas BRI dengan tingkat pengembalian rata-rata (ROA) sebelum pajak tetap kuat walaupun menurun ke 4,0 persen pada sembilan bulan pertama tahun 2008 karena bank menaikkan pencadangan pinjaman bermasalah untuk merespon keadaan ekonomi yang lebih sulit.

Marjin bunga bersih tetap stabil pada 9,6 persen dan termasuk yang tertinggi di industri keuangan Indonesia (2007 rata-rata: 6,1 persen) karena margin pinjaman yang kuat pada kredit mikro dan dana murah pihak ketiga yang besar.

Pinjaman naik sebesar 33 persen selama sembilan bulan pertama 2008 (total industri keuangan: 23 persen) dengan pertumbuhan di semua segmen utama dengan kredit mikro, konsumsi dan UKM tetap menjadi fokus utama, dan menyumbangkan minimal 82 persen dari total pinjaman.

Pinjaman dalam mata uang asing hanya menyumbang 7,7 persen dari total pinjaman per akhir September 2008 (2007: 26,3 persen).

Kualitas pinjaman masih dalam keadaan baik dengan pinjaman bermasalah turun menjadi 2,9 persen dari total pinjaman pada akhir September 2008, walaupun operasional perusahaan yang lebih sulit diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan pinjaman dan kualitas aset.

Namun dampaknya dapat dimitigasi dengan basis nasabah beragam dan pencadangan pinjaman bermasalah yang baik di mana rasio pencadangan naik menjadi 198 persen dari total pinjaman bermasalah pada akhir September 2008.

Rasio permodalan masih dalam keadaan cukup baik dan total CAR (rasio kecukupan modal) turun masing-masing menjadi 12,06 persen dan 13,45 persen per akhir September 2008.

BRI adalah bank tertua yang didirikan pada 1895 dengan jaringan distribusi lokal terbesar dan hingga kini secara mayoritas dikuasai pemerintah Indonesia (56,8 persen per akhir September 2008) dan merupakan bank ketiga terbesar di Indonesia dari sisi total aset per kuartal ketiga tahun 2008. (*)



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008