Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Umum LKBN ANTARA pada 13 Desember 2008 genap berusia 71 tahun. Dalam perjalanannya sebagai kantor berita perjuangan banyak menghadapi berbagai tantangan dan kendala, terutama memasuki era informasi yang serba digital.

Sebagai kantor berita nasional ANTARA sebagai "flag carrier" peran lembaga ini menjadi sangat sentral untuk menyediakan sekaligus menjadi jembatan informasi kepada seluruh masyarakat.

Meski seluruh dunia saat ini teknologi informasi dan komunikasi (ICT) sudah berkembang, namun di beberapa belahan lain bumi ini termasuk di Indonesia masih banyak wilayah yang tidak tersentuh informasi.

"Disinilah peran ANTARA sebagai "state news agency" diharapkan dapat mengurangi jurang akses informasi yang begitu luas, dapat merubah kesenjangan digital (digital divide) menjadi "digital evidence"," kata Dirjen Sarana Komunikasi Diseminasi Informasi Depkominfo, Freddy H Tulung.

Menurut Freddy, bukan saja mengatasi gap informasi yang begitu luas di domestik, namun peran ANTARA sangat strategis dalam memperkenalkan Indonesia dalam pergaulan internasional.

Dalam bahasa diplomasi internasional tegas Freddy, ada tiga faktor yang bermain yaitu pertama "first track diplomacy" yang diperankan Departemen Luar Negeri, kedua "double track diplomacy" diperankan aktor atau tokoh-tokoh masyarakat, dan ketiga "multi track diplomacy" menjadi penyambung informasi yang pantas menjadi acuan dari proses diplomasi itu sendiri.

"Saya pikir dalam konteks peran ANTARA sebagai kantor berita nasional itu dapat bermain di lingkungan yang disebut dengan "double track diplomacy" maupun "multi track diplomacy," kata Freddy.

Untuk menggali lebih lanjut pemikiran Freddy tentang ANTARA, berikut petikan wawancara dengan wartawan ANTARA.

ANTARA (Tanya): Tahun 2008 ini antara memasuki umur 71 tahun. Menurut anda bagaimana peran yang ideal ANTARA saat ini dan ke depan? Industri ICT terus berkembang termasuk industri penyiaran teresterial maupun digital, sementara di satu sisi peran Antara semakin terjepit?

Freddy (Jawab):
Ke depan tantangan yang terbesar dihadapi dalam bidang komunikasi dan informasi adalah yang disebut dengan era konvergensi. Era ini patokannya adalah 3C, yaitu pertama "content" (konten) terintegrasi. Dalam hal ini ANTARA telah banyak mengaplikasikannya, kedua computing (komputer) yang serba digital atau komputerisasi, dan ketiga communication (komunikasi) dengan pengertian adalah pembangunan infrastruktur yang lebih mapan. Jika peran ini telah dipenuhi bukan tidak mungkin ANTARA menjadi pemimpin dalam penyebaran informasi untuk mendidik masyarakat. Ada pepatah bahwa "knowledge means power" and "acknowledge come from information".

T : Dalam ketatnya penyediaan informasi, sebagian kalangan mempertanyakan eskistensi ANTARA, dalam mengemban tugas dari pemerintah?

J: Soal eksistensi, ANTARA masuk dalam dua hal yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

Jangka pendek tentunya kami (Pemerintah) mengharapkan bukan hanya sebagai "flag carrier" tetapi yang utama adalah bagaimana ANTARA sebagai kantor berita negara dapat membawa keteduhan, kerarifan bagi perkembangan perjalanan
bangsa melalui perannya melakukan diseminasi informasi.

Sedangkan jangka panjang, bahwa jaman sudah berubah, ANTARA tidak bisa lagi dilihat hanya dari satu aspek
kelembagaannya sendiri tetapi dituntut adanya justifikasi-justifikasi.

Menurut saya, ANTARA hanya akan hidup bukan dalam konteks badan yang seperti dulu, tetapi harus mengakomodasi
yang namanya konvergensi.

Apakah nantinya bermain di konten, atau menjadi penyedia jaringan (net work provider), ANTARA juga bisa menjadi perusahan yang unggul dalam pengembangan bidang piranti lunak dan piIng harus dijawab.

T: Soal produk-produk ANTARA bagaimana?

J: Itu tantangan yang harus dijawab, harus melihat apa buat saya yang diartikan sebagai reposisi. Bisa saja ke depan kita
pikirkan perlu adanya pemikiran ulang mengenai konstelasi lembaga-lembaga komunikasi publik, seperti Telkom, Indosat,
TVRI, RRI, dan ANTARA.

Ini yang menjadi bahan pemikiran kita apakah mempertahankan ANTARA dalam bentuk yang sekarang atau juga dia
akan terkait dengan permintaan atau tuntutan jaman.

Pemerintah terus mendorong reposisi bentuk-bentuk lembaga-lembaga komunikasi dan informasi publik seperti ANTARA, TVRI, RRI bentuknya seperi apa.

Tapi yang penting bagi ANTARA sekarang adalah harus bisa mengantisipasi perkembangan perubahan dunia baik secara teknis maupun secara kelembagaan.

T: Ada juga nada sinis bahwa ANTARA sebaiknya ditutup, karena peranya sudah tergantikan media lain?

J: Tidak ada dasar untuk menutup (ANTARA). Karena bisa saya balik bertanya, bahwa media lain itu juga bisa ditutup.

Karena itu, satu-satunya syarat dasar bagi ANTARA agar lebih eksis adalah profesional, kompoten dan mampu kompetisi.

T: Atau nada sinis itu bisa jadi cambuk?

F: Saya kira yang menentukan nanti adalah ke tiga itu yaitu tingkat profesionoalisme, kompetensi, tetapi yang paling penting adalah kemampuan atau daya tahan (endurance) untuk berkompetisi.

T: Hampir satu tahun ANTARA berubah bentuk dari lembaga non departemen menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk Perusahaan Umum (Perum ANTARA). Idealnya seperti apakah sih kelembagaan suatu kantor berita itu?

J: Sebenarnya kewajiban pelaksanaan universal (PSO) bagi ANTARA adalah sebagian penugasan yang diberikan oleh negara untuk menjembatani digital divide tadi. Karena adanya kelompok masyarakat yang memang belum punya akses dan kalau ANTARA menangani mereka karena akses kepada masyarakat-masyarakat yang terpencil.

Sesuai dengan ketentuan pemerintah bahwa memperoleh informasi adalah hak setiap warga negara dan dijamin Undang-Undang Dasar 1945. Karena itu, bagi mereka yang tidak bisa dijangkau dengan pendekatan konvensional maka pemerintah menugaskan ANTARA untuk membantu memberikan akses informasi kepada masyarakat yang belum punya
akses. Sehingga dari sisi biaya sudah tidak jadi masalah karena menjadi tanggungan pemerintah.

T: Ada yang bilang ANTARA, semakin menurun, dan bahkan tidak dikenal. Bagaimana pandangan Bapak?

J: Ini lagi-lagi menjadi tantangan bagi lembaga ANTARA sendiri termasuk pemerintah.

Akan tetapi, saya kira terbalik. Sesungguhnya orang bukan tidak kenal ANTARA, orang sangat mengenal ANTARA, yang orang mungkin tidak kenal adalah produk ANTARA saat ini.

Itu menjadi pergulatan direksi dan dewan, bagaimana bisa lebih eksis karena dunia ke depan yang menetukan adalah
legitimasi. Tidak kenal maka tidak sayang.

Jadi, kalau dikatakan orang tidak mengenal ANTARA, rasanya saya tidak percaya. Semua orang tahu ANTARA, karena anda (ANTARA) adalah yang nomor satu semua orang tahu TVRI, semua orang tahu RRI, tetapi apakah orang-orang
menonton TVRI, mendengar siaran RRI... wallahualam.

Sama halnya dengan ANTARA, orang berpikir... ngapain karena saya bisa mendapat dari sumber berita yang lain yang
lebih relevan.

Akan tetapi itu soal selera, itulah tantangan yang sesungguhnya bagi anda (ANTARA).

Jadi kalian (ANTARA) yang harus jawab sebagai warga ANTARA, pemerintah sudah memberi tugas, anda sudah diperkuat dengan berbadan hukum BUMN, tinggal sekarang ada pada direksi dan dewan pengawas. Ini adalah tugas dan PR kalian.(*)

Oleh Oleh Roike Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008