Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengakui kesiapan infrastruktur untuk produksi dan distribusi gas belum memadai atau bahkan kedodoran dalam memenuhi permintaan masyarakat pada elpiji yang meningkat setelah pemerintah mengonversi minyak tanah ke elpiji.

Ketidaksiapan inilah, sebut Purnomosebelum mengikuti sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta Minggu sore, yang menghambat proses distribusi elpiji kepada masyarakat.

"Jadi memang pertumbuhan luar biasa dan dukungan terhadap infrastruktur tidak bisa cepat. Pembangunan infrastruktur, sarana untuk elpiji tidak bisa cepat, memang kita punya kendala infrastruktur," akunya.

Purnomo melanjutkan, kesulitan infrastruktur yang dihadapi antara lain keterbatasan jumlah tangki penyimpanan gas, terbatasnya jumlah truk untuk distribusi gas dan juga stasiun pengisian gas.

"Infrastruktur tidak hanya tabung, tadi saya sebut truk pengangkut gas, truk saja kurang, tangki yang mengangkut stasiun penerima di pelabuhan sampai pangkalan juga mesti ditambah, stasiun penimbunnya juga, LPG revealing station juga, jadi memang infrastruktur kita kedodoran," ungkapnya.

Namun perihal kelangkaan elpiji, Purnomo mengatakan soal itu juga disebabkan oleh faktor meningkatnya permintaan masyarakat pada elpiji. "Dari Januari hingga November peningkatan mencapai lebih dari enam kali lipat dari sekitar 10 ribu ton menjadi 90 ribu ton."

Untuk mengatasi permintaan yang terus meningkat, pemerintah menaikan target produksi 2009  menjadi 100 ribu ton.

Sementara itu, Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya memastikan pasokan elpiji dari Pertamina ke konsumen akan lancar dalam dua hari ke depan.

Hanung mengungkapkan, kelangkaan elpiji juga karena soal distribusi .

Pengangkutan kargo dari Belanak, Natuna, ditunda akibat cuaca buruk dan kerusakan kapal pengangkut. Kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, pada pekan ketiga November lalu juga mengalami gangguan sehingga produksi elpiji turun.

Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat juga mengalami gangguan sehingga pasokan turun 1.800 metrik ton per hari.

Ia menjamin pasokan gas hingga akhir tahun aman karena ada tambahan tanker, depot, dan fasilitas pengisian di Jawa yang diharapkan menambah pasokan gas sekitar 4.000 metrik ton per hari sehingga total suplai ke Jawa bisa mencapai 11 ribu metrik ton per hari.

Kebutuhan hingga akhir tahun diperkirakan 9.000 hingga 10 ribu metrik ton per hari. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008