Pasuruan (ANTARA News) - Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya premium dan solar disambut dingin konsumen. Sebaliknya kebijakan pemerintah tersebut dirasakan "memukul" para pengusaha SPBU. Sejak diberlakukan harga baru premium dari Rp 5.500,00 per liter menjadi Rp 5.000,00 per liter dan harga baru solar dari Rp 5.500,00 per liter menjadi Rp 4.700,00 per liter tidak terjadi antrean pembeli di SPBU-SPBU di Pasuruan Jawa Timur. Sebaliknya kebijakan pemetintah tersebut dirasakan sangat memukul para pengusaha SPBU. Fathur Rokhman, seorang operator SPBU di Bajangan Gondangwetan mengungkapkan, penurunan harga BBM, khususnaya premium dan solar merugikan SPBU tempat kerjanya. Disebutkan, saat diumumkan penurunan harga premium dan solar, SPBU tempat kerjanya masih terdapat 16 ribu liter premium dan solar yang dibelinya dengan harga lama. Namun operator SPBU milik Koperai Pergu tersebut hanya bisa pasrah. "Jika tidak `kulakan' bisa dikenakan sanksi," kata Fartkhur Rokhman. Dikatakan, SPBU tempat kerjanya terkena pukulan kebijakan pemerintah dua kali dalam bulan Desember ini. Ketika penurunan harga baru premium diberlakukan, SPBU tersebut juga masih menyimpan BBM sebanyak 16 ribu liter.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008