Tokyo (ANTARA News) - Krisis ekonomi akan semakin memburuk di Asia pada 2009, seiring dengan merosotnya ekspor dari negara-negara Barat yang dilanda resesi, namun kondisi kawasan itu masih akan lebih baik ketimbang AS dan Eropa, para analis menyatakan. Harapan Asia akan relatif lebih kebal terhadap krisis finansial global yang berasal dari AS meredup pada 2008, saat merosotnya permintaan di AS dan Eropa dirasakan di berbagai pabrik di seluruh benua itu. Bahkan China, yang belakangan ini masih menikmati pertumbuhan dua digit, juga mengalami pukulan keras, dengan ekspor merosot untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun belakangan ini pada bulan lalu. Prospek bagi Asia akan sangat, sangat keras," kata Glenn Maguire, ekonom utama Asia pada Societe Generale di Hongkong. Data terakhir memperlihatkan perekonomian Asia "tak hanya melambat pada kuartal keempat, tetapi tergelincir," katanya kepada AFP. Kami percaya resesi di Asia akan terjadi pada 2009, dengan pengcualian China, yang berada dalam posisi menggunakan kebijakan yang lebih keras untuk mendukung pertumbuhan," tutur Maguire. Kuartal pertama 2009 akan menjadi periode terkeras bagi kawasan itu, seiring dengan dilakukannya pengurangan produksi dan pemangkasan lapangan kerja untuk menghadapi pelembatan ekonomi," kata para pakar. Namun demikian, terulangnya krisis finansial Asia 1997 jilid dua dianggap sebagai hal yang tak mungkin terjadi. Bank-bank Asia sebagian besar selamat dari sekuritas hipotek yang bermasalah, tak seperti banyak bank di Barat, sementara negara-negara Asia telah memiliki cadangan devisa yang besar untuk menghadapi kemungkinan melemahnya mata uang mereka. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008