Washington (ANTARA News) - Bank Sentral AS (Federal Reserve) memangkas basis suku bunga pinjamannya pada Selasa, dari 1,0 persen menjadi hampir nol, mengatakan target suku bunga federal funds akan menjadi berkisar antara nol hingga 0,25 persen. Tingkat suku bunga rendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, diumumkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)  bertujuan memerangi deflasi dan memperlemah "credit crunch" (kekurangan asupan kredit dalam level akut) global. Selain itu, kata the Fed, penurunan suku bunga tersebut akan mengambil langkah-langkah lain untuk menstimulus pinjaman (kredit) dan kegiatan ekonomi, termasuk pembelian besar sekuritas mortgage untuk membantu melepas blok atau rintangan kredit. "Sejak pertemuan komite terakhir, kondisi pasar buruh telah memburuk dan data yang tersedia mengindikasikan bahwa belanja konsumen, investasi bisnis dan produksi industri telah turun," kata the Fed setelah mengmabil keputusan dengan suara bulat. "Pasar-pasar finansial masih sangat tegang dan kondisi kredit ketat. Secara keseluruhan prospek untuk aktivitas ekonomi telah terus melemah." Bank sentral yang dikepalai Ben Bernanke mengatakan akan  bergerak "untuk mendukung funsi pasar keuangan dan menstimulus ekonomi melalui operasi pasar terbuka dan tindakan lainnya untuk mendukung ukuran neraca Federal Reserve pada sebuah level tinggi." The Fed mengatakan akan "membeli jumlah besar lembaga utang dan sekuritas yang didukung mortgage untuk menyediakan dukungan  bagi pasar mortgage dan perumahan." FOMC "juga sedang mengevaluasi potensi keuntungan dari pembelian sekuritas negara  berjangka panjang" dalam upaya mendorong turun suku bunga pinjaman untuk menstimulus  kredit dan pertumbuhan ekonomi. "The Federal Reserve akan terus mempertimbangkan jalan penggunaan neraca (balance sheet) untuk mendukung lebih lanjut pasar kredit dan aktivitas perekonomian," kata bank sentral dalam sebuah pernyataannya. Para pembuat kebijakan sengaja menunjukkan data ekonomi yang suram dari ekonomi terbesar dunia tersebut. Jumlah perumahan yang mulai dibangun (housing starts) jatuh 18,9 persen pada November dari bulan sebelumnya ke rekor terendah baru, turun 47 persen dari level tahun lalu, sebuah sinyal bahwa masalah pasar perumahan belum bangkit dari dasarnya. Harga konsumen AS jatuh pada rekor 1,7 persen pada November, rekor penurunan kali kedua berturut-turut. Penurunan tajam dalam harga secara esensial menghapus setiap ancaman inflasi dam memicu kekhawatiran deflasi, tampak lebih sebagai fenomena melemahkan. Inflasi year-over-year turun menjadi hanya 1,1 persen dari 3,7 persen sebulan lalu. Tindakan the Fed dilakukan di tengah berkembangnya ekspektasi penurunan harga dapat menimbulkan spiral deflasi yang keras untuk dilawan. Tindakan luar biasa di pasar obligasi menggaris bawahi teka-teki untuk bank sentral. Imbal hasil (yield) beberapa surat utang negara (Treasury bills) jangka pendek menjadi negatif untuk pertama kalinya  -- artinya para investor rela  memberikan sebuah kekang daru modal mereka untuk keamanan dari utang pemerintah AS dalam pertimbangan ancaman deflasi. Dalam waktu yang sama, departemen keuangan pada pekan lalu menerbitkan surat utang negara dengan tingkat bunga nol sebesar 30 miliar dolar AS, menyoroti kekhawatiran serupa. Suku bunga efektif federal funds di pasar berjangka telah turun mendekati nol juga, -- 0,0625 persen -- menski target the Fed target 1,0 persen, karena jumlah luar biasa akan dipompakan ke dalam sistem, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008