Jakarta (ANTARA News) - Anggota TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Kongo (Monuc), terlibat dalam operasi Search and Arrest bersama tiga negara lain untuk menumpas sisa-sisa pemberontak Uganda Lord's Resistance Army (LRA)  di Uganda, Sudan, dan Kongo.

Dalam pertemuan singkat pemimpin misi PBB di Kongo Jenderal Babacar Gaye dengan Komandan Operasi Gabungan Negara Uganda, Sudan, dan Kongo Brigadir Jenderal Patrick Kankirinho, di Kongo Rabu, disepakati Monuc membantu sepenuhnya operasi itu termasuk dukungan logistik serta evakuasi gabungan jika diperlukan.

"Untuk itu, Kontingen Indonesia sebagai pasukan PBB yang bertugas di Dungu diminta untuk menyiagakan personilnya, khususnya FMT (Forward Medical Team) guna mengantisipasi korban akibat operasi gabungan tersebut," kata Perwira Penerangan Konga XX-F/MONUC, Kapten Inf Leo Sugandi, dalam surat elektroniknya untuk ANTARA.

Milisi LRA sangat terkenal di Kongo, khususnya wilayah Dungu dan wilayah perbatasan dengan Sudan karena aksi brutal mereka dalam menyerang desa-desa di Kongo, Sudan, dan Uganda.

Dalam melancarkan aksinya, LRA tidak segan-segan menyerang, membunuh, menjarah, memperkosa, membumihanguskan desa dan bahkan menculik anak-anak guna dijadikan child soldier.

Pada pertengahan September hingga awal Oktober 2008, LRA melancarkan serangan ke Dungu, tepatnya distrik Haut-Uele Provinsi Oriental sehingga menyebabkan sekurangnya 70.000 penduduk mengungsi.

Sejak saat itu pemerintah Kongo menempatkan satu brigade infanteri sekitar 2.000 personel yang ditempatkan diperbatasan Kongo-Sudan guna mencegah penyerangan serupa ke wilayah lain di Kongo.

Menurut Jenderal Kankiriho, markas LRA di wilayah Taman Nasional Garamba, Kongo berhasil dihancurkan melalui sebuah operasi gabungan antara Angkatan Bersenjata Kongo, Sudan dan Uganda.

Namun pemimpin LRA (Joseph Kony) berhasil melarikan diri. Jenderal Kankiriho menambahkan, akibat serangan terhadap kamp LRA tersebut diperkirakan korban jiwa dipihak milisi lebih dari 100 orang dan kamp utama pasukan pemberontak berhasil dihancurkan.

Setelah penyerangan terhadap basis LRA di Garamba, diperkirakan sisa pasukan milisi tercerai-berai dan melarikan diri ke berbagai arah. Oleh karena itu, dengan mengerahkan sejumlah pasukan darat dari tiga negara dibantu dengan tujuh helikopter serbu jenis MI-24, pasukan Uganda memburu sisa-sisa pasukan Joseph Kony.

Saat ini ke-tujuh pesawat helikopter serbu angkatan bersenjata Uganda itu stand by di Bandara Dungu guna menunggu perintah serangan terhadap kedudukan pasukan milisi yang memberontak melawan pemerintah Uganda.

Bandara Dungu merupakan titik penting pengerahan personil dan logistik ke wilayah Timur Laut Kongo. Bandara tersebut dibangun dan dipelihara oleh pasukan Zeni TNI sehingga dapat dioperasionalkan dengan baik.

Saat ini terdapat 58 orang yang bertugas di Dungu dari 175 prajurit Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F pimpinan Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo yang bertugas di Kongo dalam misi perdamaian PBB (Monuc).
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008