Jakarta, (ANTARA News) - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Teror (Gultor) Batalyon Infanteri (Yonif) 323/Raider Kostrad Kamis (18/12) menggelar latihan antiteror, termasuk pemantapan pembebasan sandera VVIP dan VIP. Latihan di gelar di Markas Komando Kostrad disaksikan Panglima Divisi I/Kostrad Mayjen TNIB Hatta Syafruddin dan melibatkan sekitar 50 personel Yonif 323/Raider Kostrad dan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad. Dalam latihan itu, diskenariokan teroris yang berjumlah 17 orang melakukan penyanderaan terhadap beberapa orang diplomat di Kedutaan Besar "X", sebagai jaminan kepada Pemerintah RIB untuk memberikan uang tebusan miliaran rupiah, untuk mereka melakukan aksi teror serta peledakan bom di beberapa tempat di Indonesia. Pemerintah RIB berupaya untuk melakukan negosiasi dengan para teroris, namun ketua kelompok teroris menolak bahkan mereka membunuh salah satu sandera dan melemparkan sandera keluar gedung kedubes "X". Sementara itu, seluruh tim satuan Gultor Yonif 323/13/1 Kostrad telah menempati posisi di DP aju sesuai instruksi koordinasi pada perintah operasi Komandan Satgas Gultor. Karena proses negosiasi gagal, maka pemerintah RI menyatakan serangan terhadap para teroris dan menekankan agar seluruh sandera dapat dibebaskan seluruhnya. Setelah mendapat perintah, Dansatgas Gultor memberi komando kepada jajaran untuk bergerak dan membebaskan sandera diawali dengan tembakan dari penembak jitu untuk melumpuhkan pos pengintai musuh yang berada diatas gedung Kedubes "X". Pada waktu bersamaan dengan gerakan cepat Satuan Gultor Yonif 323/Raider bergerak masuk ke Kedubes "X" untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok teroris dan pembebasan sandera di bawah kendali Dan Satgas Gultor. Dalam waktu 45 menit, Tim Gultor Yonif 323/Raider berhasil melumpuhkan kelompok teroris yang menguasai gedung Kedubes "X" serta membebaskan sandera dan langsung dilakukan evakuasi para sandera untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah RI. Panglima Divisi I/Kostrad Mayjen TNIB Hatta mengatakan, latihan tersebut merupakan bentuk nyata antisipasi terhadap ancaman teror yang akan tetap ada.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008