Pontianak (ANTARA News) - Tiga rumah semi permanen di Dusun Kaliasin Baru, Kelurahan Sedau, Singkawang Selatan, Kalimantan Barat, Kamis sekitar pukul 05.00 WIB hancur diterjang tanah longsor, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa manusia.

Camat Singkawang Selatan, Burhanuddin, saat dihubungi dari Pontianak mengatakan, tiga rumah itu berada di kaki bukit Kaliasin yang juga menjadi lokasi galian tambang C.

Menurut dia, hujan deras yang mengguyur Singkawang sejak tiga hari terakhir membuat kondisi tanah di sekitar lokasi galian menjadi tidak stabil.

"Karena ekosistem sudah rusak, akhirnya terjadi longsor. Padahal masyarakat sudah sering dilarang, tapi mereka tidak peduli," kata Burhanuddin.

Dalam peristiwa itu, sebanyak enam kepala keluarga (KK) atau sekitar 30-an jiwa sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman.

"Mereka mengungsi ke tempat keluarga karena Kantor Camat Singkawang Selatan penuh dengan pengungsi banjir," kata Burhanuddin.

Ia menambahkan, masyarakat di kawasan itu sudah mengetahui tanda-tanda akan terjadinya longsor sejak hujan turun deras sejak beberapa hari sebelumnya.

"Ada yang sudah meninggalkan rumah mereka, peristiwanya juga menjelang pagi hari sehingga masyarakat lebih waspada. Syukurlah tidak ada korban jiwa," kata dia. Pemilik rumah adalah para penambang galian C.

Sementara banjir yang menggenangi separuh Kota Singkawang mulai menyurut setelah cuaca cerah seharian. Zulkarnaen Fauzi, warga Singkawang Utara mengatakan, ketinggian air di kawasan perdagangan terlihat turun sekitar 10 centimeter.

"Sebelumnya, air sempat mencapai lutut orang dewasa. Sekarang sudah mulai turun," kata dia. Namun pemilik toko masih memilih untuk tidak berjualan sambil air benar-benar surut.

Burhanuddin menambahkan, sebanyak 50 orang pengungsi di Kantor Camat Singkawang Selatan telah kembali ke rumah masing-masing.

"Namun kami tetap menyiagakan posko untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan banjir susulan," kata Burhanuddin.

Masyarakat Kota Singkawang mulai kesulitan memperoleh sayur mayur maupun lauk pauk. Menurut Kasmini, 32, warga Gunung Sari Singkawang Barat, ia harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli kebutuhan pokok.

"Harga jagung sudah belasan ribu rupiah per kilogram. Lauk seperti ikan juga sulit dicari," kata dia. Pedagang sayur mayur di Pasar Beringin pindah ke Jalan Diponegoro maupun kawasan lain karena banjir menggenangi pasar tradisional terbesar di Kota Singkawang itu.

(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008