Jakarta (ANTARA News) - Kongres Pemuka Agama se-Indonesia yang akan digelar pada 21-23 Desember 2008, diharapkan menjadi langkah maju, khususnya dalam hubungan antar umat beragama di Indonesia.

Ketua Komisi Kerukunan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendy Yusuf dalam siaran pers Depag di Jakarta, Kamis, mengatakan hal itu saat "checking" terakhir rapat panitia kegiatan Kongres Pemuka Agama se Indonesia.

"Kalau kongres pertama nuansanya lebih banyak memberi dorongan kepada umat yang baru saja menyelesaikan beberapa konflik agama, maka dalam kongres kedua nanti umat diajak bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Kongres yang rencananya akan dibuka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni pada 21 Desember 2008 mendatang di Jakarta, akan diikuti 300 orang pimpinan majelis-majelis agama dari 6 agama dari seluruh provinsi di Indonesia.

Menurut Slamet, terjadinya krisis keuangan global akan membawa pengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemuka agama tidak hanya berperan membimbing, membina dan menjadi panutan bagi umat beragama yang dilayani, tetapi juga menjadi mitra pemerintah dalam mendorong keterlibatan aktif umat membangun bangsa, ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Departemen Agama Bahrul Hayat, Ph.D selaku Ketua Organizing Committee (OC) Kongres II Pemuka Agama se Indonesia mengatakan, kongres pemuka agama akan membahas tiga agenda.

Yaitu pemetaan persoalan kehidupan umat beragama akibat krisis global; kedua eksplorasi nilai-nilai agama untuk menghadapi krisis global; ketiga kerjasama lintas agama untuk menghadapi krisis global.

Kongres juga diikuti Utusan Provinsi, masing-masing 6 orang berupa wakil dari majelis-majelis Agama tingkat pusat dan propinsi (MUI, PGI, KWI, PHDI, WALUBI, MATAKIN) atau Ormas Keagamaan dan Kepala Kanwil Agama se-Indonesia.

Kongres juga turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Mardiyanto dan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda.

Sejumlah materi akan diberikan para pakar, di antaranya Prof. DR. Komaruddin Hidayat dengan topik ?Nilai-nilai budaya Indonesia untuk menghadapi krisis global, melalui peningkatan solidaritas dan kerjasama lintas agama?.

Selain itu Amin Sunaryadi dengan topik ?Peran pemuka agama dalam mewujudkan good governance dan clean government dalam situasi krisis global?.

Selain itu, pimpinan Majelis Agama tingkat Pusat MUI, PGI, KWI, PHDI, WALUBI dan MATAKIN akan memberikan materi tentang eksplorasi nilai-nilai agama untuk menghadapi tantangan global dalam perspektif masing-masing Agama.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008