Banjarmasin (ANTARA News) - Jemaah haji asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun ini, sungguh kasihan, ujar Walikota Banjarmasin, H. A. Yudhi Wahyuni.

"Pasalnya tempat pemodokan mereka cukup jauh dari Masjidil Haram Mekkah, bahkan lebih jauh dari musim haji tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya menjawab ANTARA Banjarmasin, Kamis.

"Lain halnya saya, tempat pemodokan tidak masalah," lanjut Walikota yang baru kembali menuhaikan ibadah haji dari tana suci Mekkah dan menggunakan faslitas khusus atau yang dulu populer disebut Ongkos Naik Haji (ONH) Plus itu.

Ke depan pemerintah Indonesia dalam hal ini yang menangani urusan haji berusaha lebih maksimal agar bagaimana jemaah haji asal negerinya termasuk dari Kalsel mendapat tempat pemondokan yang relatif dekat masjid yang menjadi pusat peribadahan dalam melaksanakan rukun Islam ke lima, demikian Yudhi.

Sementara informasi salah seorang petugas haji asal Kalsel, Drs.H.Rusdiansyah Asnawi, SH, mengungkapkan, tempat pemondokan jemaah dari provinsinya berjarak sekitar 10 kilometer dari Masjidil Haram Mekkah.

Oleh sebab itu, banyak jemaah asal Kalsel yang tak berkesempatan shalat subuh di Masjid Haram pada hari-hari biasa, dan terpaksa melaksanakan shalat wajib tersebut di masjid-masjid terkedat dengan pemondokan.

Begitu pula pada shalat Jum`at menjelang pelaksanaan ukuf di Arafah, banyak jemaah asal Kalsel yang tak bisa ke Masjidil Haram, dan mau tidak mau berjemaah di masjid-masjid dekat pemodokan, ungkap mantan Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Banjarmasin itu.

Persoalannya, lanjut mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (NU) Kalsel itu, sarana transportasi untuk angkutan jemaah pergi pulang (PP) dari pemondokan ke Masjidil Haram atau sebaliknya tak memungkinkan secara penuh.

"Apalagi pada Jum`at menjelang ukuf di padang Arafah, angkutan kendaraan bermotor tak selancar hari-hari sebelumnya, bahkan nyaris terjadi macet total, karena seluruh jemaah mau menyempatkan diri shalat di Masjidil Haram sehingga jalan penuh sesak," demikian Rusdiansyah Asnawi.

Harapn dan saran mantan Ketua PTA Manado Sulut dan Palangka Raya Kalsel itu senada dengan Walikota Banjarmasin, agar pemondokan jemaah asal Kalsel bisa lebih dekat dengan masjidil Haram atau Masjid Nabawi di Madinah, sehingga tak tergantung dengan angkutan mobil dan guna memberi kesempatan jemaah beribadah di kedua masjid yang memegang peran dalam sejarah Islam.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008