Jakarta,  (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore merosot tajam menembus angka Rp11.000 per dolar AS, karena pelaku pasar kembali membeli dolar AS, mereka khawatir dengan rencana pemerintah AS untuk mengurangi ketatnya likuiditas pasar tidak berjalan dengan mulus.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp11.025/11.075 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.950/11.005 per dolar AS atau turun 75 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan, adanya permintaan dolar AS oleh pelaku pasar, karena mereka tidak yakin upaya pemerintah AS untuk mengurangi ketat likuiditas di pasar global tidak berhasil dilakukan.

Hal ini disebabkan, pemerintah AS masih ragu untuk mengeluarkan dana talangan kepada industri otomotif seperti General Motor dan Chryssler. Chrysller bahkan telah menutup semua kegiatan usahanya akibat kesulitan likuditas, katanya.

Tapi faktor utama merosotnya rupiah, menurut dia, berdasarkan suplai dan demand, apabila demand terhadap dolar AS tinggi maka rupiah akan terpurukdan begitu pula sebalik apabila suplai tinggi maka rupiah akan menguat.

Karena itu suplai dan demand tetap memegang peran penting dalam aksi jual beli tersebut, ujarnya.

Menurut dia, merosotnya rupiah kemungkinan Bank Indonesia tidak berada di pasar, karena melihat kondisi pasar yang cukup kondusif terhadap rupiah.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008