Kendari, 20/12 (ANTARA) - Remaja perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai kesehatan reproduksi agar bisa mengatasi berbagai ancaman atau risiko kesehatan reproduksinya, demikian Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara HM. Saleh Lasata, Sabtu.

"Meningkatnya masalah kesehatan reproduksi pada remaja merupakan ancaman bagi upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh Karena itu pembinaan remaja bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan orang tua, tetapi juga masyarakat," kata Saleh.

Wagub mengutarakan, saat ini remaja dihadapkan pada kondisi yang sangat memprihatinkan di mana remaja melakukan hubungan seks sebelum menikah dan tidak sedikit yang terjerumus ke dalam bahaya obat-obatan terlarang serta terjangkit AIDS.

Saleh mengatakan, masa remaja yang sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan sehingga orang tua tidak boleh lengah terhadap masalah yang bisa mengusik masa depan anak.

Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Sultra Djohansyah mengatakan remaja putri dan remaja putra usia 15-24 tahun yang mengetahui masa subur hanya 29 persen dan 32 persen, sedangkan yang mengetahui risiko kehamilan akibat hubungan seksual masing-masing 49,50 dan 45,50 persen.

Khusus Kota Kendari. berdasarkan penelitian, dua persen remaja pernah melakukan hubungan seksual. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008