Padang (ANTARA News) - Lagu Minang "Ayam deh lapeh" (ayam ku lepas) yang dipopulerkan artis legendaris Minang, Elly Kasim (64) bisa dicuri bangsa lain, jika pemerintah Indonesia tidak membentenginya sebagai hasil karya cipta anak negeri ini. "Saya sudah manggung di hampir seluruh daerah di Indonesia dan lagu `Ayam den lapeh` begitu populer, termasuk di luar negeri. Saat saya ke Vietnam ternyata lagu itu sudah diterjemahkan ke bahasa setempat," kata Elly Kasim di Padang, Sabtu. Saya bangga lagu itu menembus antar negara, tapi jika sudah diterjemahkan dalam bahasa asing dikhawatirkan bisa diklaim sebagai karya mereka nantinya, tambahnya. Sudah banyak seni karya cipta anak negeri dan seniman Indonesia dicaplok dan diakui pula orang bangsa lain. Saya sebagai penyanyi yang mempopulerkan lagu itu, sangat berharap pemerintah dan pihak terkait Indonesia melindungi hak cipta lagu-lagu anak bangsa ini dari pengakuan negara lain, kata Elly. Elly Kasim berada di Padang untuk menerima penghargaan, "A Lifetime Achiefment Award" sebagai tokoh kebudayaan dan pariwisata Sumatera Barat 2008, dalam ajang "West Sumatera Tourism Award" 2008. Putri Minang kelahiran, Tiku, Kabupaten Agam, Sumbar, 27 September 1944 ini terpilih atas pengabdiannya dalam dunia seni, terutama lagu Minang dan telah meluncurkan lebih dari 100 album sejak 1961 dan sejumlah lagu hits-nya tidak saja populer di Sumbar, tapi juga nasional dan internasional seperti "Ayam den Lapeh". Selain itu, Elly dengan sanggar keseniannya, juga mempromosikan aneka kesenian Minang khususnya lagu dan tari tradisional dengan mengelar pertunjukan baik di dalam maupun dihampir 20 negara. Sejumlah lagu Minang yang dibawakan Elly Kasim menjadi legenda dan masih dikenal hingga saat ini seperti "Ayam Den Lapeh, Bareh Solok, Kaparinyo, Si Nona, Lamang Tapai, Dayung Palinggam, Kelok Sembilan, Roda Padati, dan Mudiak Arau. Lagu-lagu Elly Kasim beredar di tengah masyarakat melalui album puluhan piringan hitam, kaset dan VCD selama 45 tahun. Elly menjadi legenda seniman Minangkabau yang mampu berkiprah baik nasional mapun internasional.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008