Madinah (ANTARA News) - Makanan dengan menu masakan khas Indonesia, termasuk Bakso nampak laris, dan pedagangnya selalu "diserbu" para pembeli kalangan jemaah haji Indonesia, di Kota Madinah.

Hasil pemantauan di lapangan hingga Senin, sejumlah restoran yang menyewa lokasi di gedung-gedung bertingkat di depan Masjid Nabawi, Kota Madinah, terus diserbu pembeli sejak buka, hingga menjelang tengah malam.

Gedung Dar Altqwa, tepat di depan Masjid Nabawi dan gedung di sebelahnya, misalnya, terpampang spanduk besar yang bertuliskan Restoran Khas Indonesia dan bakso, mulai dai Bakso Solo, Bakso Karawang (Si ADoel), dan bakso Jawa.

Sementara di depan pintu masuk ada petugas yang membawa tanda-tanda penunjuk arah lokasi restoran sambil promosi, menggunakan bahasa Indonesia, dengan cara, logat, bahasa, dan gaya promosi yang bervariasi untuk memikat dan memberi tahu para calon pembeli.

Mereka ada yang menempati lantai dua dan lantai dasar gedung bertingkat, yang di tempat yang sama juga berupa hotel tempat di mana kebanyakan jemaah haji dari warga asing yang menginap di sana.

Bakso Si ADoel, misalnya, biasa diserbu pembeli setelah salat lima waktu, baik siang maupun malam. Para jemaah juga rela harus antre panjang dan berbelok-belok sampai puluah meter untuk membeli bakso seharga 5 SR (Saudi Riyal) isi tiga butir dagung bakso, dengan bebasa pilihan selera, apakah mau menyantap mie kuning, putih, canpur, atau dagingnya saja.

Meski harganya relatif sangat mahal jika diukur dengan ukuran (kurs) Ripiyah, namun tetap laris dan para jemaah umumnya merasa puas karena di sela-sela rutinitas mendapat jatah makanan catering dua kali sehari, juga bisa menikmati makanan selain catering sesuai selera di kampung halaman, dan untuk memambah variasi gizi makanan mereka.

"Maksonya lumayan enak, hampir sama dengan yang ada di Indonesia," ujar seorang jemaah asal Lampung.

Sementara di sebelah prasmanan bakso, juga tersedia makanan khas Indonesia, dengan menu pilihan bebas, bayar di kasir, dengan harga mulai dari 5 hingga 30 SR.

Pada makanan itu jemaah yang antre setelah mengambil nasi putih sesuai ukuran pos]rsinya, lalu bebes memilih sayur dan lauk-pauk mulai dari pecel, ikan, daging, aneka sayuran, dan harganya ditentukan oleh kasir.

Dalam antrean panjang baik pembeli bakso maupun nasi itu, juga sering terjadi kesalahpahaman yang sempat memicu emosi beberapa jemaah, mislanya jemaah yang kurang jeli sudah lama antre panjang dan lama untuk membeli bakso, ternyata dia salah memilih tempat di barisan antrean nasi dan lauk-pauk, sehingga mereka harus pindah posoisi dengan sedikit kesal.

"Waaaah.., ternyata saya ini salah antre, mau beli bakso kok malah antre di tempat nasi," ujar seorang jemaah.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008