Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara mengungkapkan baru 70 persen atau 350 kabupaten Indonesia yang mengembangkan pelayanan satu atap, namun pada 2009 seluruh daerah di Indonesia akan mempraktikan pelayanan satu atap otiu. "Pelayanan satu atap ini untuk mendorong investasi di daerah masing-masing," kata Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Taufik Effendi pada Leadership Award 2008 di Jakarta, Selasa. Dalam acara itu, sembilan kepala daerah mendapatkan Leadership Award 2008 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara karena berhasil mengubah daerahnya lebih positif. Kesembilan kepala daerah itu adalah Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abid, Bupati Merauke Johanes Gluba Gebze, Walikota Ambon Marcus Jacop Papilaja, Walikota Blitar Djarot Syaiful Hidayat. Kemudian, Walikota Pare-pare Moh.Zain Katoe, Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko, Bupati Lamongan Masfuk, Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Walikota Palu Rusdi Mastura. Menurut Taufik, pengembangan pelayanan satu atap baru dirintis mulai 2004 meskipun sudah dicanangkan sejak 1984 sebagai upaya reformasi birokrasi dan pada 2005 baru lima kabupaten yang melaksanakannya yang kemudian disebut pelopor. Jumlah ini meningkat pada 2006 menjadi 95 kabupaten dan setahun kemudian menjadi 207 kabupaten di seluruh Indonesia.  Terakhir pada 2008 angkanya berkembang menjadi 350 kabupaten. "Pelayanan satu atap akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) hingga 1000 persen," katanya. Selain itu, akan meningkatkan fiskal hingga 280 persen, bahkan di beberapa kabupaten seperti Lamongan, Jawa Timur, metode ini berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 25 persen, di kabupaten pesisir hingga 11 persen dan Merauke sepuluh persen. Bupati Pesisir Selatan Sumatera Barat Nasrul Abid yang mendapat Leadership Award 2008 mengungkapkan, salah satu keberhasilan pembangunan di daerahnya adalah menekan angka kemeskinan sebesar 11 persen dalam tiga tahun terakhir. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008