Pada peringatan Hari Nusantara di Gresik, Jawa Timur, Rabu, Yudhoyono menyebut sindikat kejahatan di pulau terluar biasanya dilakukan oleh gabungan oknum dalam negeri dan sindikat luar negeri.
"Itu sebabnya tahun demi tahun sejalan peningkatan APBN, kita menaikkan anggaran untuk keamanan pulau-pulau terluar. Untuk meyakinkan tidak ada satu jengkal pun tanah, satu mil pun wilayah laut yang direbut negara lain," tandasnya.
Presiden menyatakan, kasus Sipadan dan Ligitan yang lepas dari tangan Indonesia karena keberadaan Malaysia di dua pulau itu dinilai lebih dominan daripada Indonesia.
Presiden mengatakan kasus itu harus dijadikan pelajaran untuk lebih peduli lagi memperhatikan pulau-pulau kecil terdepan yang ada di wilayah Indonesia, termasuk memajukan kehidupan warga yang bermukim di pulau itu.
"Kalau kita tidak pandai-pandai mengelola, mengawasi, memberi tanda pulau-pulau kita apalagi yang terdepan, itu berbahaya," yakinnya.
Presiden menambahkan, pulau-pulau kecil terdepan yang merupakan bagian dari lebih 17 ribu pulau-pulau yang dimiliki Indonesia, banyak belum bernama, dan sejak 2006 pemeritnah telah memberi nama pulau-pulau itu untuk menjaga keutuhan wilayah laut Indonesia.
Pada Agustus 2007, kata Presiden, pemerintah telah memberi nama 4.986 pulau-pulau kecil terluar di wilayah Indonesia. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008
KPU pada ikutan lagi!
Lebih sip dan irit datangin pakar asing untuk kasih kuliah ttg \"rasa malu\"!
Ataw akhli bedah plastik utk tipisin kulit muka.
Badak Ujung Kulon hampir punah saking malu kalah tebel kulitnya.