Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, memperkirakan bahwa investasi asing langsung di Indonesia bakal turun pada 2009 seiring perkembangan politik di tanah air terkait Pemilu.

"Pertumbuhan FDI akan tertahan karena investor asing akan melihat hasil Pemilu 2009. Investor juga melihat kepastian investasi bagi dunia usaha pada tahun depan," kata Aviliani kepada ANTARA, di Jakarta, Jumat.

Aviliani menjelaskan, tahun 2009 merupakan tahun politik terkait pesta demokrasi pemilihan legislatif pada April 2009, dan September 2009 pemilihan kepala negara yang selanjutnya penetapan susunan kabinet.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanaman Pasar Modal (BKPM) Muhammad Lutfi memperkirakan pertumbuhan investasi pada 2009 hanya berkisar 10,7 hingga 11,2 persen, lebih rendah dari 2008 yang menurut perkiraan pemerintah tumbuh 15 persen.

Meski menurun, pertumbuhan investasi pada 2009 masih pada level dua digit, menyusul krisis keuangan global yang juga mulai mempengaruhi ekonomi sejumlah negara.

Menurut Aviliani, dampak krisis keuangan global pada tahun 2009 mulai terasa pada kuartal II yang mengakibatkan investasi di sektor riil sedikit melambat.

Investasi di sektor riil dalam jangka pendek sulit teralisasi. Kalaupun ada investasi hanya jangka panjang utamanya pada sektor berbasis sumber daya alam maupun infrastruktur, karena tingkat pengembalian investasi (return) tidak tergantung gejolak sesaat.

Sama halnya pada investasi portofolio diperkirakan masih tertekan seiring sentimen negatif terpuruknya bursa saham dan nilai tukar mata uang dalam negeri dalam enam bulan terakhir tahun 2008.

"Dalam jangka panjang investasi portofolio menjanjikan, namun jangka pendek sulit diharapkan karena investor masih ketakutan gejolak pasar ekuitas di pasar modal," ujarnya.

Secara keseluruhan pada diutarakan Aviliani, tahun ini (2008) perkembangan investasi di tanah air tergolong bagus dibanding negara lain.

Namun pada tahun 2009, investasi hanya akan digerakkan sektor infrastruktur dan pembangunan proyek-proyek yang didanai APBN.

"Investasi hanya bertumpu pada pembangunan infrastruktur 2009 termasuk carry over (pengalihan) proyek tahun 2008," katanya.

Untuk itu agar sektor infrastruktur bisa maksimal dalam mendorong pertumbuhan investasi pemerintah harus bekerja keras terutama solusi cepat mengatasi pembebasan lahan.

"Pembebasan lahan salah satu faktor yang sulit diselesaikan, yang mengakibatkan puluhan proyek infrastuktur tersendat," ujarnya.

Padahal tambahnya, jika pembangunan infrastruktur pemerintah berjalan sesuai jadwal dipastikan dapat menggerakkan ekonomi suatu wilayah, menambah lapangan pekerjaan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ia berpendapat, secara keseluruhan situasi politik di Indonesia pada saat ini (2008) cukup bagus dibanding politik di negara lain.

"Tahun 2008 menurut sejumlah investor cukup bagus bagi iklim investasi. Ini harus dipertahankan di tahun 2009, tidak ada gejolak politik sehingga minat investasi meningkat dan sentimen negatif dari krisis global dapat diatasi," ujarnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008