Jerusalem, (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Selasa, mengatakan operasi militer Israel di Jalur Gaza adalah tahap pertama dari serangkaian langkah yang disetujui oleh kabinet. Seperti dilaporkan Xinhua, Olmert bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres, Selasa pagi, untuk memberinya penjelasan mengenai perkembangan paling akhir dalam Operasi Membuat Keunggulan di wilayah Jalur Gaza dan masalah keamanan serta politik, demikian antara lain isi pernyataan dari Kantor Pers Pemerintah Israel. Peres mengatakan HAMAS adalah pihak yang bertanggung-jawab atas terjadinya situasi saat ini di Jalur Gaza. "Israel tak berperang melawan penduduk Palestina, hanya melawan organisasi teror yang telah menimbulkan gangguan dengan berlanjutnya aksi kekerasan dan merusak kestabilan regional," katanya. "Tak ada seorang pun di dunia yang mengerti apa tujuan HAMAS dan mengapa mereka terus menembakkan roket. Penembakan itu bertentangan dengan alasan dan kerangka berfikir logis, dan itu tak dapat dibiarkan," kata Peres. Aksi militer bersandi "Operasi Membuat Keunggulan" berlanjut Kamis pagi, dengan sedikit-dikitnya 10 orang tewas dan 40 orang lagi cedera ketika pesawat tempur Israel membom sejumlah sasaran di Jalur Gaza, demikian laporan pihak Palestina. Setelah pertemuan sepanjang Senin malam dengan Kepala Staf Gabungan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Gabi Ashkenazi dan kepala keamanan lain, Olmert menekankan bahwa Israel akan menyerang HAMAS dengan "tangan besi" tapi akan "memperlakukan warga sipil Jalur Gaza dengan sarung tangan anak-anak dalam upaya kemanusiaannya", demikian laporan harian setempat, Jerusalem Post. Selama pertemuan tersebut, para pejabat keamanan mengatakan IDF telah mengeluarkan peringatan melalui telefon kepada sebanyak 90.000 warga Jalur Gaza yang tinggal di dekat instalasi HAMAS yang menjadi sasaran serangan Angkatan Udara Israel. Mereka menekankan semua tempat itu "hanya dibom setelah warga sipil meninggalkan rumah mereka". Kabinet Israel, dalam sidang mingguannya, Ahad, sudah setuju untuk mengerahkan sebanyak 6.700 personil cadangan militer. Namun, militer Israel telah menolak untuk mengomentari secara keseluruhan berapa banyak tentara yang telah dikerahkan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008