Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali, membuat dan memesan secara khusus 100 pasang duplikat sepatu Muntader Al-Zaidi, wartawan televisi Irak, yang dilemparkan ke Presiden Amerika Serikat (AS), George Bush.

"Saya memang sedang mencari model sepatu yang mirip atau sama persis dengan sepatu Muntader," kata Suryadharma Ali, di Jakarta, Rabu.

Pria yang juga menjabat Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah (UKM) itu sempat mencari-cari informasi di surat kabar dan Internet tentang sepatu yang dilemparkan ke arah muka Presiden Bush, namun luput, dalam insiden yang terjadi saat konferensi pers di kediaman Perdana Menteri (PM) Irak, Nuri Al-Maliki, itu.

Menurut dia, insiden tersebut merupakan peristiwa langka yang pantas untuk diabadikan di mana terjadi seorang presiden dilempar sepatu di depan umum.

"Setelah saya tahu spesifikasinya yaitu jenis sepatu pantofel, ukuran 10, saya langsung pesan secara pribadi ke perajin sepatu di kampung sepatu Sidoarjo," katanya.

Suryadharma kemudian memesan duplikat sepatu tersebut sebanyak 100 pasang kepada para perajin sepatu di Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sepatu tersebut sengaja diberi merek sesuai nama pelempar sepatu, yaitu Muntader Al-Zaidi dengan singkatan MAZ.

"Tapi, karena saya yang memesan jadi ditambah inisial saya, yaitu SDA karena SDA sendiri bisa berarti Suryadharma Ali bisa juga Sidoarjo," katanya.

Akhirnya, 100 pasang sepatu duplikat tersebut akan dimerk-i MAZSDA.

Terkait kapasitasnya sebagai Menteri Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, menekankan, pemesanan sepatu duplikat itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kedudukannya di kementerian itu.

"Itu bukan porsi menteri, kalau menteri mau pesan sepatu 100 nanti harus ada anggaran di APBN. Ini porsi saya pribadi dan sebagai Ketua Umum PPP," katanya sambil tersenyum.

Namun, pemesanan 100 pasang sepatu itu bagaimana pun juga dapat dijadikan simbol bahwa sepatu lokal pun bisa sama kualitasnya dengan sepatu impor, serta dapat dipesan sesuai keinginan pembeli. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008