kalau Jawa Tengah itu angin kencang merata, tidak milih wilayah
Karanganyar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga bulan Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa.

Dengan demikian, dikatakannya, artinya cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung sampai Maret nanti.
Arsip Foto - Pengunjung mengamati gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (19/4/2019). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.

"Selanjutnya di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba. Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," katanya.

Baca juga: Hujan ringan mulai rendam areal sawah di Kabupaten Maros
Baca juga: Khofifah minta masyarakat Jatim waspadai cuaca ekstrem hingga Februari


Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," katanya.

Baca juga: BMKG: hujan lebat disertai angin kencang masih berpotensi terjadi
Baca juga: BMKG: Barat-selatan dilanda tekanan rendah di tenggara Aceh


Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, dikatakannya selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba.

Mengenai daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut, dikatakannya, cenderung merata.

"Kalau Jawa Tengah itu angin kencang merata, tidak milih wilayah. Kemarin juga sudah dimulai angin puting beliung karena sempat ada jeda hujan sebentar, itu masa transisi," katanya.

Baca juga: Meningkatnya suhu di Palu akibat puncak inklinasi, sebut BMKG
Baca juga: BMKG: Pola siklonik di Australia picu cuaca ekstrem di wilayah NTT
Baca juga: Kenaikan konsentrasi gas rumah kaca sebabkan cuaca ekstrem

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020