..BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal..
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia memandang neraca perdagangan Januari 2020 yang defisitnya meningkat dibanding bulan sebelumnya, mengindikasikan permintaan domestik yang tetap baik.

"Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurut Onny, peningkatan impor barang konsumsi pada Januari 2020 menggambarkan daya beli yang tetap terjaga.

Sementara peningkatan impor barang modal mencerminkan keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif.

BI mencatat neraca perdagangan Indonesia Januari 2020 defisit 0,86 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,06 miliar dolar AS.
Baca juga: Neraca perdagangan Januari 2020 defisit 864 juta dolar

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas akibat kenaikan impor barang konsumsi dan barang modal untuk kegiatan produktif, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat sejalan dengan kondisi global yang belum kuat.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat didorong oleh menurunnya ekspor migas, meskipun impor migas juga telah lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Adapun neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2020 tercatat surplus 0,32 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 0,94 miliar dolar AS.
Baca juga: Jokowi sebut impor baja jadi sumber utama defisit neraca perdagangan

Perkembangan tersebut satu sisi dipengaruhi oleh kenaikan impor nonmigas yakni impor barang konsumsi dan barang modal seperti kendaraan dan bagiannya.

Di sisi lain, kinerja ekspor nonmigas belum kuat, terutama akibat menurunnya ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati serta komoditas bijih, kerak, dan abu logam yang menurun.
Baca juga: Rupiah melemah meski defisit transaksi berjalan membaik

Sedangkan ekspor komoditas logam mulia, perhiasan/permata serta besi dan baja meningkat sejalan dengan permintaan global yang masih kuat.

Sementara itu, kata Onny, defisit neraca perdagangan migas pada Januari 2020 meningkat menjadi sebesar 1,18 miliar dolar AS, dari defisit 1,00 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Peningkatan defisit tersebut terutama akibat kinerja ekspor migas yang menurun sejalan dengan menurunnya ekspor minyak mentah dan gas, meskipun impor migas juga menurun baik dalam bentuk hasil minyak dan gas.

Baca juga: Pakar: Resesi masih jauh, tapi dibayangi dilema pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Sri Mulyani imbau para menteri terus lakukan belanja K/L

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020