Jenewa,  (ANTARA News) - Pemimpin Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Jakob Kellenberger, tiba di Jalur Gaza untuk memulai kunjungan tiga harinya ke wilayah pendudukan dan Israel, kata badan itu di sini Selasa.

Kellenberger, ketua ICRC, berencana mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior Israel dan Palestina, serta mengunjungi rumahsakit Al Shifa di medan perang di Jalur Gaza, tulis pernyataan ICRC.

Seorang juru bicara badan tersebut mengatakan kepada AFP, bahwa Kellenberger  telah tiba di Gaza.

ICRC, yang berperan ganda sebagai badan bantuan di wilayah konflik dan pengawal Konvensi Jenewa, tidak biasanya dengan terang-terangan pada pekan lalu mengatakan dampak pertempuran tersebut terhadap penduduk sipil dan para pekerja kesehatan.

Pada Kamis lalu, badan itu menuduh Israel tidak  memenuhi kewajiban hukum kemanusiaan internasional yaitu untuk merawat yang terluka. ICRC mendapati sekelompok orang cedera dan mayat-mayat yang diabaikan di dekat posisi militer Israel.

ICRC juga menggarisbawahi keprihatinan masyarakat berkaitan dengan jumlah korban serta bangunan sipil yang hancur, termasuk rumahsakit-rumahsakit yang rusak akibat pertempuran. Ia menegaskan bahwa hukum internasional melarang serangan terhadap penduduk sipil.

Kellenberger mendukung kembali seruan-seruan agar ada jaminan keselamatan atas lalu lintas ambulans sepanjang waktu.

Pada Selasa, ICRC menuliskan keluhan pada laporan  harian karena akses terhadap korban luka masih terbatas sehubungan pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang HAMAS Palestina.

"Kami sekarang mengupayakan akses berdasarkan kasus per kasus, apakah kami bisa menjalankan misi pertolongan untuk mengungsikan orang-orang yang memerlukan," kata Antoine Grand, kepala kantor ICRC di Gaza.

Lebih dari 28.000 orang terlantar mengungsi di sekolah-sekolah sedangkan pangan dan pasokan bahan bakar sangat dibutuhkan untuk para korban dan pembangkit tenaga listrik di rumahsakit Al Shifa.

"Banyak korban cedera dengan berbagai trauma, dan jumlah amputasi makin meningkat," kata Palina Asgeirsdottir, seorang delegasi kesehatan ICRC di rumahsakit tersebut.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009