Roma (ANTARA News) - Konflik baru-baru ini di Jalur Gaza membuat rusak parah sektor pertanian di wilayah itu sehingga memperparah kekurangan pangan, demikian pernyataan Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO).

"Hampir semua 13.000 keluarga di Jalur Gaza yang bergantung atas pertanian, peternakan dan perikanan telah menderita kerusakan pada aset mereka selama konflik baru-bau ini dan banyak pertanian telah rusak total," kata FAO --yang berpusat di Roma-- dalam satu pernyataan.

Sebanyak 1.400 orang Palestina dan 13 orang Israel tewas dalam 22 hari pertempuran, yang terjadi setelah serangan militer Israel pada 27 Desember terhadap petempur Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) --yang beroperasi di daerah kantung itu.

Pasokan pangan sudah rendah di Jalur Gaza akibat penutupan perbatasannya selama 18 bulan sebelum serangan militer Israel, kata FAO.

Organisasi pangan tersebut akan "segera" melanjutkan kegiatan proyeknya di Jalur Gaza dan sudah mulai merancang paket bantuan darurat, termasuk benih, penyemaian, pupuk, alat pemberi makan dan peternakan, guna memulai penanaman, peternakan, pertanian dan produksi pangan rumah-tangga bagi Musim Semi mendatang.  

Campur tangan bantuan juga akan dipusatkan pada perbaikan rumah kaca yang rusak, kandang hewan, jaringan irigasi dan sumur air, kata FAO.

Badan PBB tersebut menyatakan akan memerlukan sebanyak 6,5 juta dolar AS bagi kegiatan semacam itu secepatnya, yang bertujuan memberi manfaat bagi sebanyak 27.500 orang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009