Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Seorang pejuang Palestina tewas dan empat lainnya cedera dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, Senin, kata beberapa sumber medis dan saksi mata.

Serangan udara di kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, itu ditujukan pada sebuah kendaraan yang mengangkut anggota-anggota Komite Perlawanan Rakyat (PRC), sebuah kelompok kecil pejuang garis keras Palestina, kata sumber-sumber itu.

Korban tewas itu diidentifikasi sebagai Ayman Abu Jazar, seorang anggota PRC.

Seorang jurubicara militer mengkonfirmasi bahwa serangan udara itu dilancarkan di wilayah tersebut setelah militer melakukan sejumlah serangan pada Minggu malam sebagai pembalasan atas penembakan roket pejuang Palestina.

Kekerasan baru itu terjadi dua pekan setelah Israel mengakhiri ofensif 22 hari di Gaza yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang Palestina.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert hari Minggu (2/2) mengancam melakukan pembalasan "tidak sepadan" atas penembakan mortir dan roket yang terus berlangsung ke wilayah negara Yahudi tersebut dari Jalur Gaza.

Sejak kekerasan berakhir bulan lalu, lebih dari 15 roket ditembakkan dari Gaza, mencederai satu warga sipil dan dua prajurit Israel.

"Sikap pemerintah sejak awal adalah jika terjadi penembakan terhadap penduduk di wilayah (Israel) selatan, maka akan ada pembalasan keras yang tidak akan sepadan," kata Olmert pada pertemuan mingguan kabinet.

Israel dikecam masyarakat internasional atas kematian-kematian yang ditimbulkannya di Gaza.

Pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat ofensif 22 hari. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada Rabu (21/1).

Jumlah korban tewas Palestina mencapai sedikitnya 1.300, termasuk lebih dari 400 anak, dan 5.300 orang cedera di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif terhadap Hamas pada 27 Desember.

Di pihak Israel, hanya tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket.

Selama perang 22 hari itu, sekolah, rumah sakit, bangunan PBB dan ribuan rumah hancur terkena gempuran Israel, dan Pemerintah Palestina menyatakan jumlah kerugian prasarana saja mencapai 476 juta dolar.

Penghentian serangan Israel dilakukan setelah negara Yahudi tersebut memperoleh janji dari Washington dan Kairo untuk membantu mencegah penyelundupan senjata ke Gaza, hal utama yang dituntut Israel bagi penghentian perang.

Kekerasan Israel-Hamas meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina, Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut diblokade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Ehud Olmert yang akan mengakhiri tugas sebagai PM Israel telah memperingatkan mengenai konfrontasi yang akan segera terjadi dengan Hamas meski gencatan senjata yang ditengahi Mesir diberlakukan pada 19 Juni.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009