Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) secara terbuka menyatakan penolakannya untuk menurunkan tarif kelas ekonomi. "Selama pemerintah tak menambah dana PSO (public service obligation) ke Pelni, kami tak mungkin turunkan tarif," kata Dirut PT Pelni Jussabella Sahea menjawab pers di Jakarta, Rabu. Penegasan tersebut, sekaligus menolak anjuran Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal sebelumnya bahwa BUMN transportasi harus memelopori penurunan tarif angkutan, setelah pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga tiga kali. Menurut Jussabella, tarif kelas ekonomi selama ini memang diatur oleh pemerintah. "Tarif kelas ekonomi saat ini dipatok pemerintah sejak harga BBM Rp4.300 per liter sebesar Rp415 per penumpang per mil," katanya. Sementara, biaya pokok PT Pelni saat itu Rp760 per penumpang per mil, kemudian saat harga BBM menjadi Rp5.500, biaya pokok meningkat jadi Rp836 per penumpang per mil. "Artinya, tarif Pelni kelas ekonomi saat ini masih 54 persen di bawah biaya pokok kami," katanya. Untuk mengganti selisih tersebut, kata Jusabella, pemerintah memberi subsidi operasi ke Pelni berupa PSO. "Tahun ini, PSO-nya Rp600 miliar. Padahal usul kami Rp836 miliar. Sedangkan PSO 2008 Rp850 miliar," kata Jusabella. Namun, saat didesak berapa tambahan PSO yang diharapkan, sehingga PT Pelni bisa menurunkan tarif, Jusabella tidak bersedia merinci.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009