Palu (ANTARA News) - Sekitar 200-an rumah penduduk pada lima desa di Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi-Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung pada Kamis siang. Rumah-rumah penduduk yang mengalami kerusakan itu terdapat di desa Avolua, Marantale, Tandiagi, Silayo, dan Toraranga. Informasi diperoleh ANTARA dari lokasi kejadian, Kamis, menyebutkan kerusakan terparah akibat hantaman angin puting beliung selama beberapa menit mulai pukul 11:00 Wita berada di desa Marantale yang dihuni lebih 2.000 jiwa penduduk. Di desa ini, banyak atap dan bumbungan rumah warga beterbangan, serta sejumlah rumah darurat roboh. Puluhan warga setempat, umumnya yang rumah tinggalnya rusak total dan rusak berat, memilih mengungsi ke desa tetangga yang tidak terkena musibah tersebut. Selain itu, angin kencang dan berputar-putar ini menumbangkan banyak pepohonan pada beberapa desa hingga menutup badan jalan. Akibatnya, arus lalu-lintas di jalan Trans-Sulawesi wilayah timur Sulawesi Tengah yang menghubungkan Palu-Gorontalo dan Gorontalo-Parigi sempat terputus lebih dari dua jam. Ruas jalan ini mulai normal kembali pada sore hari setelah Pemkab Parimo mengerahkan personel dan alat berat untuk menyingkirkan rintangan di badan jalan vital tersebut. Angin puting beliung itu juga dilaporkan merusaki sejumlah fasilitas umum, seperti gedung sekolah dan pasar, namun belum diketahui lokasi kerusakannya. Wakil Bupati Parimo, Syamsurizal Tombolotutu, yang meninjau lokasi kejadian, mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan untuk mengetahui secara pasti total bangunan penduduk dan fasilitas umum yang rusak di Kecamatan Siniu akibat dihajar puting beliung. Pendataan ini, katanya, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak bangunan yang rusak dan klasifikasinya, serta nilai kerugian yang ditimbulkan. "Ini sangat penting untuk kepentingan proses rehabilitasi ke depan yang direncanakan pemerintah daerah," katanya. Pemkab Parimo sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada para korban di lima desa yang mengalami musibah tersebut, seperti bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009