Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore ditutup menguat 35 poin menjadi Rp11.725/11.775 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.760/11.780 per dolar, karena pelaku mulai melepas setelah hampir tiga pekan terus menguat.

"Pelaku berspekulasi melepas dolar untuk mencari untung, namun aksi lepas itu dilakukan hanya sebagian kecil pelaku pasar," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, posisi rupiah masih di atas angka Rp11.700 per dolar AS. Pelaku pasar lebih suka memegang dolar ketimbang rupiah, karena aksi lepas itu cenderung tidak besar.

Apalagi para pemain besar menjelang akhir penutupan pasar sudah tidak berada di pasar, mereka telah meninggalkan pasar menyambut liburan akhir pekan, katanya.

Menurut dia, pelaku pasar besar masih hati-hati, mereka mengamati kinerja ekspor Indonesia yang pada Januari 2009 mengalami penurunan hampir 50 persen.

Bahkan ekspor Indonesia sepanjang tahun ini diperkirakan tumbuh hanya tiga persen sehingga pelaku pasar sangat hati-hati untuk melepas dolarnya, katanya.

Kenaikan rupiah saat ini, lanjut dia juga didukung oleh penerbitan obligasi pemerintah dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berkisar antara 4,5-5 persen.

Namun pertumbuhan ekonomi akan semakin tumbuh apabila perbankan juga segera menurunkan tingkat suku bunganya terutama bunga kredit modal kerja, katanya.

Rupiah, menurut dia masih sulit untuk bisa kembali ke angka Rp11.500 per dolar AS, karena diperkirakan sepanjang semester pertama 2009 kecenderungan pasar terhadap mata uang Indonesia itu negatif.

Namun kenaikan rupiah saat ini diharapkan merupakan awal yang baik untuk segera kembali menguat menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS.

Apalagi Bank Indonesia telah komit untuk menjaga rupiah agar tidak mendekati angka Rp12.000 per dolar AS dan siap masuk pasar untuk melakukan intervensi, tuturnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009