Tokyo,(ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Taro Aso Sabtu mengatakan, bahwa dia akan berupaya mencari penyelesaian atas  sengketa wilayah yang telah lama terkatung dengan Rusia, menjelang kemungkinan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada akhir bulan ini.

"Saya akan berunding (dengan Rusia) dengan keinginan kuat untuk membuat kemajuan dan menyelesaikan  masalah wilayah itu," kata Aso pada konvensi tahunan pendukung pemerintah yang menuntut kembalinya kepulauan di lepas pantai utara Jepang.

Jepang menuntut kembalinya semua empat kepulauan - yang disebut sebagai kepulauan Kuril selatan oleh Rusia dan Wilayah Utara oleh Jepang - yang dikuasai pasukan Sovyet beberapa hari setelah Tokyo menyerah pada Perang Dunia II, 1945.

Kedua negara tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian secara resmi untuk mengakhiri perang, sehingga meninggalkan sengketa itu.

Aso mengatakan, presiden Rusia 'telah menyatakan keinginan kuatnya untuk memecahkan masalah wilayah tersebut.'

"Saya ingin memecahkan masalah empat kepulauan itu dan menandatangani perjanjian damai," katanya pada Hari Wilayah Jepang Utara, yang memperingati ulangtahun perjanjian 1855 yang menyatakan Rusia mengakui kepulauan itu sebagai milik Jepang.

Medvedev telah mengundang Aso untuk meluncurkan pembukaan proyek Sakhalin-II, yang akan mengekspor gas ke Jepang, dan juga mengusulkan temu puncak di Sakhalin, pulau Rusia yang paling dekat dengan kepulauan yang disengketakan itu.

Meskipun belum dikonfirmasikan, hal itu akan menjadi tonggak kunjungan pertama ke pulau itu oleh seorang pemimpin Jepang sejak Perang Dunia II.

Rusia menyerahkan separuh dari Sakhalin kepada Jepang setelah perang mereka pada 1905, yang menandai menyatunya bangsa-bangsa Asia menjadi kekuatan global. Rusia menguasai kembali seluruh pulau itu pada 1945.

Sementara Jepang menerima penguasaan Rusia atas Sakhalin, pihaknya menuntut dikembalikannya empat pulau kecil di lepas pantai pulau Jepang utara, Hokkaido.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009