Den Haag, Belanda (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah menginginkan dalam pengelolaan sumber dalam alam khususnya minyak dan gas (migas) tidak berada di satu negara atau perusahaan tertentu sehingga ada perbandingan dan tidak ada ketergantungan.
          
"Kita ingin dalam pengelolaan sumer daya alam khususnya minyak dan gas tidak oleh satu negara (perusahaan) tertentu saja, supaya punya perbandingan," kata Wapres M Jusuf Kalla usai bertemu PM Belanda Jan Peter Balkenender di Den Haag, Belanda, Minggu.
           
Dalam pertemuan tersebut PM Belanda mengatakan perusahaan minyak asal Belanda Shell ingin ikut dalam pengelolaan blok Natuna D Alpha yang saat ini sedang ditender ulang oleh pemerintah. Wapres menyambut baik keinginan Sheel tersebut namun hingga saat ini pemerintah belum memutuskan.
           
Wapres menambahkan bahwa saat ini ada empat yakni ExxonMobil dari Amerika Serikat, Shell Belanda, satu perusahaan Eropa lainnya serta perusahaan asal China masuk dalam daftar pendek (shortlist) yang memperebutkan pengelolaan blok Natuna D Alpha.
           
Wapres mengakui bahwa Shell memang mempunyai keahlian, namun hal itu belum diputuskan. Selama ini, tambah Wapres Shell sudah banyak di hilir dengan banyak membuka pompa-pompa bensin. Karena itu, pemerintah, minta Shell juga ke hulu dan ke tengah dalam hal penyulingan minyak.
           
"Namun yang terpenting bagi kita (Indonesia) PT Pertamina yang harus pegang peran terbesar, bukan yang lain," kata Wapres.
           
Sementara Kepala BKPM M Lutfi mengatakan bahwa peluang Shell bisa menjadi lebih besar jika mau memindahkan proses pengilangan minyak mereka yang di Singapura ke Indonesia. Lutfi menawarkan, agar Shell bisa memindahkannya ke Kawasan Perdagangan Bebas di Batam dan Bintan yang hanya berjarak 20 Km dari Singapura.
         
"Jika Shell terima tawaran itu, memindahkan proses penyulingan minyak mereke ke Indonesia, saya pastikan Shell memiliki nilai tambah dan posisi tawar yang lebih tinggi dibanding lainnya," kata M Lutfi. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009