Washington,  (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama pada Senin menyiratkan kembali keinginannya agar AS melakukan dialog langsung dengan Iran dengan mengatakan dirinya berharap dapat menciptakan kondisi-kondisi untuk "mulai duduk berhadapan di meja" pada bulan-bulan mendatang.

 "Saya rasa ada kemungkinan itu, setidaknya, ke arah hubungan yang berdasarkan rasa saling menghormati dan peningkatan," kata Obama dalam jumpa pers pertama kalinya sejak ia menjabat sebagai presiden, seperti diberitakan AFP.

Namun ia mengatakan "sudah saatnya sekarang ini bagi Iran untuk memberikan sinyal-sinyal bahwa mereka akan melakukan perubahan."

Obama mengatakan pemerintahannya tengah mengkaji kembali hubungan antara Washington dan Teheran dan sedang mencari sebuah pendekatan baru walaupun ada kekhawatiran soal kemungkinan program nuklir, juga dukungan bagi Hamas dan Hisbullah serta pernyataan-pertanyaan bernada perang terhadap Israel.

"Menurut perkiraan saya, dalam beberapa bulan mendatang, kami akan mencoba membuka jalan bagi kemungkinan untuk duduk bersama, berhadap-hadapan, dengan langkah-langkah diplomatik yang akan memungkinkan kami memajukan kebijakan ke arah yang baru," kata Obama.

Pada masa-masa kampanye presiden tahun 2008, Obama berjanji akan memecahkan apa yang ia gambarkan sebagai kebijakan George W. Bush yang konfrontatif dan tidak produktif terhadap Iran, dan telah memerintahkan dilakukannya pengkajian kembali tak lama setelah ia menjabat sebagai presiden mulai 20 Januari.

"Begitu banyak ketidakpercayaan yang terbangun dalam beberapa tahun, jadi ini tidak akan terjadi dalam sekejap," katanya tentang kemungkinan pencairan hubungan.

Kalangan Barat mencurigai Iran mencoba membuat bom atom dan khawatir negara tersebut akan mengalihkan teknologi yang dipakainya untuk meluncurkan roket ruang angkasa ke proyektil balistik jarak jauh yang bisa memuat ujung peledak senjata nuklir.

Gedung Putih, yang telah memerintahkan dilakukannya pengkajian kembali kebijakan AS terhdap Tehran, baru-baru ini berjanji bahwa AS akan menggunakan "semua elemen kekuatan nasional kami untuk menghadapi Iran" setelah Republik Islam itu memgatakan telah meluncurkan satelit ke orbit.

Pesan yang diungkapkan oleh sekretaris pers Gedung Putih Robert Gibbs membuka kemungkinan bahwa Amerika Serikat akan mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer terhadap Teheran.

Iran pada Juni mendatang akan melaksanakan pemilihan presiden namun kemungkinan akan membuka diri terhadap kemungkinan pendekatan AS-Iran.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009