Makassar (ANTARA News) - PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk (CPI) mengekspor 6.300 ton jagung pipil ke Philipina.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang melepas ekspor perdana itu di Pelabuhan Makassar Kamis mengatakan, ekspor perdana itu merupakan terobosan di tengah krisis ekonomi global yang sedang melanda dunia.

Menurut Syahrul, saat ini semua negara penghasil jagung menahan jagungnya di dalam negeri untuk produksi biofuel.

"Itu menjadi peluang bagi Indonesia terutama Sulawesi Selatan mengoptimalkan produksi dan melakukan ekspor jagung," ujarnya

Syahrul menambahkan, dengan ekspor perdana membuktikan bahwa Sulsel memang berpeluang memproduksi jagung dalam jumlah besar. Dia optimistis target overstock (surplus persediaan) 1,5 juta ton jagung tahun 2009 dapat tercapai.

Senior Vice President CPI Christian Tiono mengemukakan, ekspor kali ini merupakan yang pertama dilakukan dari Sulsel.

Menurut dia, pihaknya telah membeli jagung dari petani sebanyak 170.000 ton sejak Maret 2008, di mana 42.000 ton untuk kebutuhan Makassar dan 128.000 ton diantarpulaukan ke Jakarta dan Medan.

"Keberadaan dryer dan silo yang kami miliki memungkinkan untuk penyimpanan jagung lebih lama sebelum diekspor atau diolah lebih lanjut," ujarnya.

Menurutnya, dalam ekspor perdana tersebut, CPI menggandeng PT Agrico International selaku eksportir. Ia berjanji terus melakukan ekspor sehingga dapat mendukung program Pemprov Sulsel untuk memasarkan komoditas daerah ini ke luar negeri.

Dia menambahkan CPI akan mendukung program pemprov peningkatan produksi antara 1,5 juta - 3 juta ton hingga akhir 2009. Komitmen perusahaan pakan ternak tersebut dengan kesiapan membeli berapa pun produksi jagung yang ada di Sulsel.

Selain tujuan Philipina, CPI juga sudah menerima order jagung pipil dari Taiwan, dan Malaysia. Untuk mengolah jagung Sulsel CPI menyiapkan silo berkapasitas 300.000 ton per tahun, di mana produksi akan dikeringkan dan langsung dimuat di kapal.

President Director Agrico International, Ardiansyah Gunawan Tjoe mengungkapkan peluang ekspor jagung Indonesia sebesar 2,8 juta ton. Ardiansyah menambahkan Agrico sebagai eksportir juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain selain CPI.

Menurut dia Agrico adalah perusahaan terbuka yang memiliki jaringan pasar internasional yang luas di dunia. Kerja sama dengan CPI merupakan yang pertama dan langsung melakukan ekspor.

Dia mengaku Agrico sudah mengantongi beberapa Negara tujuan yang berminat membeli jagung dari Sulsel, seperti Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009