Bojonegoro (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  KH. Hasyim Muzadi mengajak seluruh jajaran warga NU mulai dari pusat hingga ranting agar bersedia melakukan instrospeksi ke dalam.

"Selama perjalanan NU hingga usianya yang ke 83, banyak warga NU yang berjalan sendiri-sendiri, " katanya seusai pelantikan Pengurus NU Cabang Bojonegoro periode 2008-2013 di Bojonegoro, Minggu.

Menurut dia, tidak semua tokoh NU di dalam melakukan tindakan untuk kepentingan NU atau jamaah NU, tetapi masih sebatas untuk kepentingannya sendiri-sendiri.

Selain itu, juga belum banyak yang mengambil peranan sehingga dibutuhkan kerja sama di dalam membangun melalui organisasi yang sehat.

Dia mengatakan, bagi warga NU yang berada di parpol harus membawa keberkahan yang diperoleh di politik untuk warga NU yang diwakili.

Pertimbangannya, ketika berangkat mereka sebelumnya mendapatkan bekal dari NU."Karena berangkat dari NU, bagaimanapun juga keberkahannya harus dikembalikan ke NU," katanya menegaskan.

Dia menjelaskan, selama ini NU di berbagai kejadian konflik yang terjadi di dunia seperti di Palestina, Kosovo, juga tempat lainnya selalu berperan aktif untuk mendamaikan.

Di lain pihak NU juga mendapatkan kritik dari luar, sementara di luar bisa mengambil peran mendamaikan, tetapi di kalangan warga NU sendiri terlibat konflik berkepanjangan.

Menghadapi pertanyaan itu, Hasyim mengaku, terpaksa menjawab sekenanya. "Saya jawab sekenanya, tukang cukur tidak mungkin bisa mencukur dirinya sendiri," katanya.

Karena itu lanjutnya, di dalam Muktamar NU ke-32 di Makasar nanti tema yang diusung yakni "Meng NU kan orang NU".

Meski demikian, menurut dia, perjalanan NU yang sudah masuk usia ke 83 patut disyukuri, karena masih bisa berkiprah di dalam kehidupan dan masih selamat. Dia mencontohkan, keberadaan komunis di dunia termasuk di Indonesia hanya bertahan selama 70 tahun.

Padahal, selama 83 tahun tersebut tantangan yang dihadapi organisasi NU cukup berat, semasa di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, Soeharto hingga sekarang ini masuk orde reformasi. Bahkan, sekarang ini NU sudah memiliki 47 cabang Istimewa di berbagai negara di dunia, mulai Amerika Serikat, Eropa, Australia, Timur Tengah, juga negara lainnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009