Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN bidang Pertambangan yang membawahi PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk rampung awal semester II 2009, atau sebelum kabinet berakhir.

"Holding BUMN Pertambangan optimis selesai tahun ini juga tinggal proses administrasinya saja," kata Deputi Menneg BUMN bidang Pertambangan Industri Strategis Energi dan Telekomunikasi, Sahala Rajagukguk, di Gedung Garuda, akhir pekan lalu.

Sahala menjelaskan proses pembentuan holding BUMN Pertambangan masih berlangsung antara Kementerian BUMN, Departemen Keuangan dan Departemen ESDM.

Sahala tidak merinci lebih lanjut seberapa besar nilai perusahaan dengan menggabungkan perusahan tambang pelat merah tersebut.

Ia hanya menjelaskan pembentukan holding Pertambangan akan lebih mudah karena ketiga perusahan tersebut merupakan perusahaan terbuka (Tbk) atau sahamnya tercatat di pasar modal.

Pembentukan holding BUMN Pertambangan dengan nama Indonesian Resources Company (IRC) itu nantinya juga akan mengelola saham minoritas di PT Freeport dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Rencana pembentukan IRC terus molor, dari semula ditargetkan September 2007, mundur menjadi Februari 2008.

Kementerian BUMN sendiri telah mengirim surat kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) soal pembentukan BUMN Pertambangan itu, pada 25 Januari 2006.

"Pemerintah, semangatnya ingin pembentukan holding Pertambangan cepat terealisasi, karena holding merupakan bagian dari program restrukturisasi BUMN secara keseluruhan," katanya.

Dengan terbentuknya holding Pertambangan nilai kapitalisasi IRC diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS, atau setara dengan perusahaan tambang besar di dunia selain memiliki wilayah tambang yang lebih luas juga memiliki jenis bahan tambang yang bervariasi.

"Perusahaan yang ditunjuk menjadi pemimpin (lead) holding belum bisa disebutkan karena belum rampung," tegasnya.

Dalam rangka restrukturisasi jumlah BUMN, pemerintah segera merampungkan holding BUMN Pupuk yang berubah nama menjadi PT Agro Kimia Nusantara, BUMN Semen dengan nama PT Semen Indonesia dan BUMN Perkebunan yang menggabungkan 14 PTPN dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menjadi holding PT Perkebunan Indonesia.

Holding ke tiga sektor tersebut diharapkan rampung tahun 2009 ini juga seiring selesainya masalah perpajakan. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009